Sabtu, 11 Mei 2013

Keperawatan dasar secara Umum



“KEPERAWATAN DASAR SECARA UMUM”


Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Menurut Ali (1997) Proses Keperawatan adalah metode Asuhan Keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan (evaluasi).
Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Menurut Abraham Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu:
Ø  Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi
Ø  Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
Ø  Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki
Ø  Kebutuhan akan harga diri
Ø  Kebutuhan aktualisasi diri
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Asuhan Keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal.

Dalam aturan pembuatan angka kredit perawat, salah satu hal yang perlu diuraikan lebih detil adalah tentang kategori tindakan perawat. Di sana disebutkan, tentang Tindakan Keperawatan Dasar dan Tindakan Keperawatan Komplek. Masing masing kelompok masih terbagi lagi menjadi kategori 1,2,3 dan 4. Memang sangat rumit dan tidak erdefinisikan dengan baik, karena memang tidak menggunakan bahasa standar perawat. Tapi walau begitu, karena pedoman yang digunakan saat ini adalah pedoman itu, maka saya akan coba tuliskan dalam tulisan ini. Lain waktu akan saya bandingkan dengan yang menggunakan SNL (Standar Bahasa Keperawatan).
Tindakan Keperawatan Dasar Kategori I
  1. Menyiapkan dahak untuk pemeriksaan
  2. Menyiapkan hapusan tenggorok dan hidung
  3. Menyiapkan hapusan mata
  4. Meyiapkan hasil biopsi untuk pemeriksaan
  5. Menyiapkan cairan luka (pus) untuk pemeriksaan)
  6. Membersihkan tempat tidur
  7. Membuat larutan sabun
  8. membuat larutan lysol
  9. Membuat larutan saflon
  10. Mencuci tangan dengan cara biasa
  11. Mencuci tangan dengan cara desinfeksi
  12. Mencucui tangan dengan cara steril
  13. Desinfeksi
  14. Sterilisasi
  15. Memelihara peralatan dari logam
  16. Memelihara peralatan dari gelas
  17. Memelihara peralatan dari karet
  18. Menimbang berat badan
  19. Menolong memberikan urinal
  20. Memberikan obat melalui kulit
  21. Meneteskan obat tetes hidung
  22. Memberikan obat melalui selaput lendir saluran pencernaan
  23. Pengambilan urine biasa
  24. Memasang manset
Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 2
  1. Memberikan obat tetes mata
  2. Memberikan obat mata
  3. Irigasi mata
  4. Pemberian obat tetes telinga
  5. Pemberian obat tetes hidung
  6. Pemberian obat supositoria melalui anus
  7. Menyiapkan alat untuk mengumbah lambung
  8. Menyiapkan alat untuk mengumbah kandung kemih
  9. Menyiapkan cairan otak untuk pemeriksaan
  10. Menyiapkan cairan lambung
  11. Menyiapkan cairan rongga pleura
  12. Menyiapkan alat peraga untuk penyuluhan kesehatan individu
  13. Menyiapkan alat peraga untuk penyuluhan kesehatan keluarga
  14. Menyiapkan alat peraga untuk penyuluhan kesehatan kelompok
  15. Menyiapkan alat peraga untuk penyuluhan kesehatan masyarakat
  16. Merapihkan tempat tidur
  17. Memindahkan pasien berjalan menuju kursi
  18. Mengatur posisi berbaring pasien (fowler)
  19. Mengatur posisi berbaring pasien (sim)
  20. Mengatur posisi berbaring pasien (trendelenburg)
  21. Mengatur posisi berbaring pasien (dorsal recumbant)
  22. Mengatur posisi berbaring pasien (genu postural)
  23. Mengganti alat tenun kotor pada tempat tyidur tanpa memindahkan pasien
  24. Mengukur suhu badan
  25. Menghitung pernafasan
  26. Mengukur tekanan darah
  27. Memandikan pasien di tempat tidur
  28. Menyisir rambut
  29. Mencuci rambut
  30. Memasang kap kutu
  31. Menyikat gigi
  32. Membersihkan mulut
  33. Memelihara gigi palsu
  34. Memelihara mulut pasien yang patah tulang rahang atau menjalani operasi rahang
  35. Memotong kuku
  36. Membantu memberikan makan dan minuman kepada pasien
  37. Menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien yang dapat makan sendiri
  38. Menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien yang tidak dapat makan sendiri
  39. Memelihara kebersihan Vulva dan Perineum
  40. Memberi gliserin dengan spuit
  41. Memberikan huknah rendah
  42. Memberikan huknah tinggi
  43. Memasang pembalut pada luka
  44. Mengganti balutan
  45. Mengangkat jahitan luka
  46. Memberikan kompres panas
  47. Memberikan kompres basah
  48. Memberikan kirbet es
  49. Memasang bantal angin
  50. Perawatan pasien yang akan meninggal
  51. Memberikan obat melalui mulut
  52. Pengumbahan dengan mempergunakan spuit
  53. Pengumbahan dengan cara tetesan
  54. Meneteskan obat pada mata
  55. Memberikan salf mata
  56. Meneteskan obat tetes telinga
  57. Pemberian obat melalui vagina
  58. Pemberian obat melalui anus
  59. Pemeriksaan kadar gula dalam urine
  60. Benedict Test
  61. Pemeriksaan dengan menggunakan pita test
  62. Pengambilan bahan UCT
  63. Pengumpulan urine selama 24 jam
  64. Penyediaan faeces untuk kultur
  65. Mengambil darah perifer
  66. Penyuluhan kesehatan pada individu
  67. Mengisi sensus harian
  68. Mengisi formulir permintaan barang
  69. Mengisi formulir permintaan makanan pasien baru
  70. Mengisi formulir permintaan obat-obatan rutin
  71. Mengisi formulir permintaan instrumen insidental
  72. Mengisi formulir perbaikan alat
  73. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
  74. Mendampingi pasien konsul
  75. Menyuapi pasien
  76. Melatih pasien bernafas dalam dan batuk
  77. Melaksanakan program orientasi minimal pada pasien
  78. Observasi pasien yang sedang di manset
  79. Menolong pasien pindah dari satu ruang ke ruang lain
Tindakan keperawatan dasar kategori 3 adalah tindakan keperawatan dasar yang memiliki kesulitan sedang, tanpa mengandung resiko dan perlu pengalaman kerja. Beberapa yang termasuk dalam Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 3 adalah sebagai berikut :
  1. Pemberian obat melalui pernafasan instalasi zat asam (oksigen)
  2. Memberikan suntikan intracutan
  3. Memberikan suntikan subcutan
  4. Memberikan suntikan intramuskuler
  5. Mengambil darah vena
  6. Penyuluhan kesehatan kepada keluarga
Tindakan keperawatan dasar kategori 4 adalah tindakan keperawatan dasar yang memiliki kesulitan sedang, perlu pengalaman, dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikis, perlu tambahan pengetahuan. Beberapa yang termasuk dalam Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 4 adalah sebagai berikut :
  1. Memberikan suntikan intravena
  2. Memberikan infus
  3. Tranfusi darah
  4. Menyiapkan alat DC Shock dalam keadaan siap pakai (ICU,ICCU)
  5. Melakukan EKG


Dibawah ini merupakan beberapa tindakan dasar keperawatan beserta prosedur dan juga langkah-langkahnya.
1.      Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh pasien baik secara lokal atau  (head to toe) guna memperoleh informasi/data dari keadaan pasien secara komprehensif  untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan maupun kedokteran.
A. Tujuan
·   Untuk mencari masalah keperawatan
·   Untuk menegakkan / merumuskan diagnose keperawatan/kedokteran
·   Untuk membantu proses rencana keperawatan dan pengoatan

A. Prosedur Tindakan
Pemeriksaan Fisik Dari Kepala S.D Ujung Kaki (Head To Toe)
Note: sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat harus melakukan kontrak dengan pasien, yang didalamnya ada penjelasan maksud dan tujuan, waktu yang di perlukan dan terminasi/ mengakhiri.
Tahap-tahap pemeriksaan fisik haruskan dilakukan secara urut dan menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut:
1.   Kulit, rambut dan kuku
2.   Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut
3.   Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP
4.   Dada : jantung dan paru
5.   Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
6.   Genetalia
7.   Kekuatan otot /musculosekletal
8.    Neurologi



Tahap-tahap pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
1.   Pemeriksaan Kulit, Rambut Dan Kuku
v Kulit
Tujuan: 
·   Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit
·   Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka
Tindakan:
I : lihat ada/tidak adanya lesi, hiperpigmentasi (warna kehitaman/kecoklatan), edema, dan distribusi rambut kulit.
P : di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak, tekstur : kasar /halus, suhu : akral dingin atau hangat.
v Rambut
Tujuan:
·   Untuk menbetahui warna, tekstur dan percabangan pada rambut
·   Untuk mengetahui mudah rontok dan kotor

Tindakan:         
I  : disribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak, bercabang
P : mudah rontok/tidak, tekstur: kasar/halus

v Kuku
Tujuan:
·   Untuk mengetahui keadaan kuku: warna dan panjang
·   Untuk mengetahui kapiler refill
Tindakan:
I :  catat mengenai warna : biru: sianosis, merah: peningkatan visibilitas Hb, bentuk: clubbing karena hypoxia pada kangker paru, beau’s lines pada penyakit difisisensi fe/anemia fe
P : catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refill (pada pasien hypoxia lambat s/d 5-15 detik.

2.   Pemeriksaan Kepala
Tujuan:
·   Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala
·   Untuk mengetahui luka dan kelainan pada kepala
Tindakan:
I :  Lihat kesimetrisan wajah jika, muka ka.ki berbeda atau misal lebih condong ke kanan atau ke kiri itu menunjukan ada parese/kelumpuhan, contoh: pada pasien SH.
P : Cari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri dengan menekan kepala sesuai kebutuhan

v Mata
Tujuan:
·   Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan pengelihatan, visus dan otot-otot mata)
·   Untuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada mata
Tindakan:
I : Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris ka.ki atau tidak, reflek kedip baik/tidak, konjungtiva dan sclera: merah/konjungtivitis, ikterik/indikasi hiperbilirubin/gangguan pada hepar, pupil: isokor ka,ki (normal), miosis/mengecil, pin point/sangat kecil (suspek SOL),  medriasis/melebar/dilatasi (pada pasien sudah meninggal)

·   Inspeksi gerakan mata
a. Anjurkkan pasien untuk melihat lurus ke depan
b.Amati adanya nistagmus/gerakan bola mata ritmis(cepat/lambat)
c. Amati apakah kedua mata memandang ke depan atau ada yang deviasi
d.                  Beritahu pasien untuk memandan dan mengikuti jari anda, dan jaga posisi kepala pasien tetap lalu gerakkan jari ke 8 arah untuk mengetahui fungsi otot-otot mata.
·   Inspeksi medan pengelihatan
a.    Berdirilah didepan pasien
b.   Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan menutup mata yang tidak di periksa
c.    Beritahu pasien untuk melihat lurus ke depan dan memfokuskan pada satu titik pandang, misal: pasien disuruh memandang hidung pemeriksa.
d.   Kemudian ambil benda/ballpoint dan dekatkan kedepan hidung pemeriksa kemudian tarik atau jauhkan kesamping ka.ki pasien, suruh pasien mengatakan kapan dan dititik mana benda mulai tidak terlihat (ingat pasien tidak boleh melirik untuk hasil akurat). 
·   Pemeriksaan visus mata
a.    Siapkkan kartu snllen (dewasa huruf dan anak gambar)
b.   Atur kursi pasien, dan tuntukan jarak antara kursi dan kartu, misal 5 meter (sesuai kebijakkan masing ada yang 6 dan 7 meter).
c.    Atur penerangan yang memadai, agar dapat melihat dengan jelas.
d.   Tutup mata yang tidak diperiksa dan bergantian kanan kiri
e.    Memulai memeriksa dengan menyuruh pasien membaca dari huruf yang terbesar sampai yang terkecil yang dapat dibaca dengan jelas oleh pasien.
f.    Catat hasil pemeriksaan dan tentukan hasil pemeriksaan.
g.   Misal: hasil visus:
ü  OD (Optik Dekstra/ka): 5/5
Berarti : pada jarak 5 m, mata masih bisa melihat huruf yang seharusnya dapat dilihat/dibaca pada jarak 5 m
ü  OS (Optik Sinistra/ki) : 5/2
Berarti : pada jarak 5 m, mata masih dapat melihat/membaca yang seharusnya di baca pada jarak 2 m.
P : Tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien glaucoma/kerusakan dikus optikus), kaji adanya nyeri tekan.

v Hidung
Tujuan
·   Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung
·   Untuk mengetahui adanya inflamasi/sinusitis
Tindakan
I : Apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada secret
P : Apakah ada nyeri tekan, massa

v TELINGA
Tujuan:
·   Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga
·   Untuk mengetahui fungsi pendengaran
Tindakan:
·   Telinga luar
I : Daun telinga simetris atau tidak, warna, ukuran, bentuk, kebresihan, adanya lesy.
P : Tekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan kartilago.
·      Telinga dalam
Note : Dewasa : Daun telinga ditarik ke atas agar mudah di lihat
           Anak     :  Daun telinga ditarik kebawah
I : Telinga dalam menggunakan otoskop perhatikan memberan timpani (warna, bentuk) adanya serumen, peradangan dan benda asing, dan darah.
·   Pemeriksaan pendengaran
1.Pemeriksaan dengan bisikan
·      Mengatur pasien berdiri membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m
·      Mengistruksikan pada klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa.
·      Membisikan suatu bilangan misal “6 atau 5”
·      Menyuruh pasien mengulangi apa yang didengar
·      Melakukan pemeriksaan telinga yang satu
·      Bandingkan kemampuan mendengar telinga ka.ki
2.Pemeriksaan dengan arloji
·      Mengatur susasana tenang.
·      Pegang sebuah arloji disamping telinga klien.
·      Menyuruh klien menyatakan apakah mendengar suara detak arloji.
·      Memimndahkan arloji secara berlahan-lahan menjauhi. telinga dan suruh pasien menyatakan tak mendengar lagi.
·      Normalnya pada jarak 30 cm masih dapat didengar.
3. Pemeriksaan dengan garpu tala:
a)   Tes Rinne
·   Pegang garpu tala (GT) pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan
·   Letakkan GT pada prosesus mastoideus klien
·   Menganjurkan klien mangatakan pada pemeriksa sewaktu tidak merasakan getaran
·   Kemudian angkat GT dengan cepat dan tempatkan didepan lubang telinga luar jarak 1-2 cm, dengan posisi parallel dengan daun telinga.
·   Mengistrusikan pada klien apakah masih mendengara atau tidak.
·   Mencatat hasil pemeriksaan
b)   Tes Weber
·   Pegang GT pada tangkainya dan pukulkan pada telapak tangan atau  jari
·   Letakkan tangkai GT di tengah puncak kepala/os. Frontalis atas.
·   Tanayakan pada klien apakah bunyi terdengar saama jelas antara telinga ka.ki atau hanya jelas pada satu sisi saja.
·   Mencatat hasil pemeriksaan
c)   Tes Swebeck
·   Untuk mengetahui membandingkan pendengaran pasien dengan pemeriksa
·   Dekatkan GT pada telinga klien kemudian dengan cepat di dekatkan ke telinga   pemeriksa.
v  Mulut Dan Faring
Tujuan:
·   Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut
·   Untuk mengetahui kebersihan mulut
Tindakan:
I : Amati bibir apa ada klainan kogenital (bibir sumbing), warna, kesimetrisan, kelembaban, pembengkakkan, lesi.
Amati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang, warna, plak, dan kebersihan gigi
Inspeksi mulut dalam dan  faring
·   Menyuruh pasien membuka mulut amati mucosa: tekstur, warna, kelembaban, dan adanya lesi
·   Amati lidah tekstur, warna, kelembaban, lesi
·   Untuk melihat faring gunakan tongspatel yang sudah dibungkus kassa steril, kemudian minta klien menjulurkan lidah dan berkata “AH”  amati ovula/epiglottis simetris tidak terhadap faring, amati tonsil meradang atau tidak (tonsillitis/amandel).
P : Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/ tumor, pembengkakkan dan nyeri.
Lakukkan palpasi dasar mulut dengan menggunakkan jari telunjuk dengan memekai handscond, kemudian suruh pasien mengatakan kata “EL”  sambil menjulurkan lidah, pegang ujung lidah dengan kassa dan tekan lidah dengan jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu. Catat apakah ada respon nyeri pada tindakan tersebut.

3.Leher
Tujuan:
·   Untuk menentukan struktur integritas leher
·   Untuk mengetahui bentuk leher dan organ yang berkaitan
·   Untuk memeriksa sistem limfatik
Tindakkan:
I : Amati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut
Amati adanya pembengkakkan kelenjar tirod/gondok, dan adanya massa
Amati kesimeterisan leher dari depan, belakang dan samping ka,ki.
Mintalah pasien untuk mengerakkan leher (fleksi-ektensi ka.ki), dan merotasi- amati apakah bisa dengan mudah dan apa ada respon nyeri.
P : Letakkan kedua telapak tangan pada leher klien, suruh pasien menelan dan rasakan adanya kelenjar tiroid (kaji ukuran, bentuk, permukaanya.)
Palpasi trachea apakah kedudukkan trachea simetris atau tidak.

4.Dada/Thorax
v Paru/Pulmonalis
Tujuan:
·   Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi paru
·   Untuk mengetahui frekuensi, irama pernafasan
·   Untuk mengetahui adanya nyeri tekan, adanya massa, peradangan, edema, taktil fremitus.
·   Untuk mengetahui batas paru dengan organ disekitarnya
·   Mendengarkan bunyi paru / adanya sumbatan aliran udara
Tindakkan:
I : Amati kesimetrisan dada ka.ki, amati adanya retraksi interkosta, amati gerkkan paru.
     Amati klavikula dan scapula simetris atau tidak
P : Palpasi ekspansi paru:
·   Berdiri di depan klien dan taruh kedua telapak tangan pemeriksa di dada dibawah papilla, anjurkan pasien menarik nafas dalam, rasakkan apakah sama paru ki.ka.
·   Berdiri deblakang pasien, taruh telapak tangan pada garis bawah scapula/setinggi costa ke-10, ibu jari ka.ki di dekatkan jangan samapai  menempel, dan jari-jari di regangkan lebih kurang 5 cm dari ibu jari. Suruh pasien kembali menarik nafas dalam dan amati gerkkan ibu jari ka.ki sama atau tidak.
Palpasi Taktil vremitus posterior dan anterior:
·   Meletakkan telapak tangan kanan di belakang dada tepat pada apex paru/stinggi supra scapula (posisi posterior) .
·   Menginstrusikkan pasien untuk mengucapkkan kata “Sembilan-sembilan” (nada rendah)
·   Minta klien untuk mengulangi mengucapkkan kata tersebut, sambil pemeriksa mengerakkan ke posisi ka.ki kemudian kebawah sampai pada basal paru atau setinggi vertebra thoraxkal ke-12.
·   Bandingkan vremitus pada kedua sisi paru
·   Bila fremitus redup minta pasien bicara lebih rendah
·   Ulangi/lakukkan pada dada anterior 

Pe/Perkusi :
·   Atur pasien dengan posisi supinasi
·   Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu kebawah sampai intercosta 5 tentukkan batas paru ka.ki (bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas paru hepar dan jantung: redup)
·   Jika ada edema paru dan efusi plura suara meredup.

Aus/auskultasi =
·   Gunakkan diafragma stetoskop untuk dewasa dan bell pada anak
·   Letakkan stetoskop pada interkostalis, menginstruksikkan pasien untuk nafas pelan kemudian dalam dan dengarkkan bunyi nafas: vesikuler/wheezing/creckels

v JANTUNG/CORDIS
I :  Amati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang 2 cm disamping bawah xifoideus.
P : Merasakan adanya pulsasi
·   Palpasi spasium interkostalis ke-2 kanan untuk menentukkan area aorta dan spasium interkosta ke-2 kiri letak pulmonal kiri.
·   Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui area trikuspidalis/ventikuler amati adanya pulsasi
·   Dari interkosta ke-5 pindah tangan secara lateral 5-7 cm ke garis midklavicula kiri dimana akan ditemukkan daerah apical jantung atau PMI ( point of maximal impuls) temukkan pulsasi kuat pada area ini.
·   Untuk mengetahui pulsasi aorta palpasi pada area epigastika atau dibawah sternum.
Pe :
·   Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan batas jantung bagian kiri,
·   Lakukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui batas jantung kanan.
·   Lakukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas dan bawah jantung
·   Bunyi redup menunjukkan organ jantung ada pada daerah perkusi.

Aus :
·   Menganjurkkan pasien bernafas normal dan menahanya saat ekspirasi selesai
·   Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop pada interkostalis ke-5 sambil menekan arteri carotis
Bunyi S1: dengarkan suara “LUB” yaitu bunyi dari menutupnya katub mitral (bikuspidalis) dan tikuspidalis pada waktu sistolik.
Bunyi S2: dengarkan suara “DUB” yaitu bunyi meutupnya katub semilunaris (aorta dan pulmonalis) pada saat diastolic.
Adapun bunyi : S3: gagal jantung “LUB-DUB-CEE…”  S4: pada pasien hipertensi “DEE..-LUB-DUB”.



5.   Perut/Abdomen
Tujuan:
·   Untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut
·   Untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus
·   Untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen
Tindakkan:
I : Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi, penonjolan, adanya ketidak simetrisan, adanya asites.
P : Palpasi ringan: Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan letakkan telapak tangan pada abdomen secara berhimpitan dan tekan secara merata sesuai kuadran.
Palpasi dalam: Untuk mengetahui posisi organ dalam seperi hepar, ginjal, limpa dengan metode bimanual/2 tangan.
v Hepar:
·   Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas pada bagian hipokondria kanan, kira;kira pada interkosta ke 11-12
·   Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan adanya organ hepar. Kaji hepatomegali.
v Limpa:
·   Metode yang digunakkan seperti pada pemeriksaan hapar
·   Anjurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada bawah interkosta kiri dan minta pasien mengambil nafas dalam kemudian tekan saat inhalasi tenntukkan adanya limpa.
·   Pada orang dewasa normal tidak teraba
v Renalis:
·   Untuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada atas dan bawah perut setinggi Lumbal 3-4 dibawah kosta kanan.
·   Untuk palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi Lumbal 1-2 di bawah kosta kiri.
·   Tekan sedalam 4-5 cm setelah pasien inhalasi jika teraba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur, ukuran, dan respon nyeri.

6.   Genetalia
Tujuan
·   Untuk mengetahui adanya lesi
·   Untuk mengetahui adanya infeksi (gonorea, shipilis, dll)
·   Untuk mengetahui kebersihan genetalia

Tindakkan:
v Genetalia laki-laki:
I : Amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain.
Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati kepala penis adanya lesi.
Amati skrotum apakah ada hernia inguinal, amati bentuk dan ukuran
P : Tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya nyeri
Tekan saluran sperma dengan jari dan ibu jari.
v Genetalia wanita:
I : Inspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata atau tidak
     Amati adanya lesi, eritema, keputihan/candidiasis
P : Tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh satu tangan untuk mengetahui keadaan clitoris, selaput dara, orifisium dan perineum.
v Rektum Dan Anal
Tujuan:
·   Untuk mengetahui kondisi rectum dan anus
·   Untuk mengetahui adanya massa pada rectal
·   Untuk mengetahui adanya pelebaran vena pada rectal/hemoroid
Tindakkan:
·   Posisi pria sims/ berdiri setengah membungkuk, wanita dengan posisi litotomi/terlentang kaki di angkat dan di topang.
·   Inspeksi jaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji adanya lesi dan ulkus
·   Palpasi : ulaskan zat pelumas dan masukkan jari-jari ke rectal dan rasakan adanya nodul dan atau pelebaran vena pada rectum.

7.   Pemeriksaan Muskuloskeletal
Tujuan:
·      Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
·      Untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan pada daerah tertentu.

Tindakkan:
v  Muskuli/Otot:
·         Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi (ukur dan catat jika ada perbedaan dengan meteran)
·         Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk mengetahui adanya kelemahan dan kontraksi tiba-tiba
·         Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan pemeriksa dan bandingkan tangan ka.ki
·         Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan bawah, suruh pasien menahan tangan atau kaki sementara pemeriksa menariknya dari yang lemah sampai yang terkuat amati apakah pasien bisa menahan.
v  Tulang/Ostium:
·         Amati kenormalan dan abnormalan susunan tulang
·         Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan pembengkakka
v  Persendiaan/Articulasi:
·         Inspeksi semua persendian untuk mengetahui adanya kelainan sendi.
·         Palpasi persendian apakah ada nyeri tekan
·         Kaji range of  mosion/rentang gerak (abduksi-aduksi, rotasi, fleksi-ekstensi, dll)





8.   Pemeriksaan Sistem Neurologi
Tujuan:
·   Untuk mengetahui integritas sistem persyrafan yang meliputi fungsi nervus cranial, sensori, motor dan reflek.
Tindakkan:
v Pengkajian 12 syaraf cranial (O.O.O.T.T.A.F.A.G.V.A.H)
I.    Olfaktorius/penciuman:
Meminta pasien membau aroma kopi dan vanilla atau aroma lain yang tidak menyengat. Apakah pasien dapat mengenali aroma.
II.    Opticus/pengelihatan:
Meminta kilen untuk membaca bahan bacaan dan mengenali benda-benda disekitar, jelas atau tidak.
III. Okulomotorius/kontriksi dan dilatasi pupil:
Kaji arah pandangan, ukur reaksi pupil terhadap pantulan cahaya  dan akomodasinya.
IV. Trokhlear/gerakkan bola mata ke atas dan bawah:
Kaji arah tatapan, minta pasien melihat k etas dan bawah
V.     Trigeminal/sensori kulit wajah, pengerak otot rahang:
Sentuh ringan kornea dengan usapan kapas untuk menguji reflek kornea (reflek nagatif (diam)/positif (ada gerkkan))
Ukur sensasi dari sentuhan ringan sampai kuat pada wajah  kaji nyeri menyilang pada kuit wajah
Kaji kemampuan klien untuk mengatupkan gigi saat mempalpasi otot-otot rahang
VI.   Abdusen/gerakkan bola mata menyamping:
Kaji arah tatapan, minta pasien melihat kesamping ki.ka

VII.   Facial/ekspresi wajah dan pengecapan:
Meminta klien tersenyum, mengencangkan wajah, menggembungkan pipi, menaikan dan menurunkan alis mata, perhatikkan kesimetrisanya.
VIII. Auditorius/pendengaran:
kaji klien terhadap kata-kata yang di bicarakkan, suruh klien mengulangi kata/kalimat.
IX. Glosofaringeal/pengecapan, kemampuan menelan, gerakan lidah:
Meminta pasien mengidentifikasi rasa asam, asin, pada bagian pangkal lidah.
Gunakkan penekan lidah untuk menimbulkan “reflek  gag”
Meminta klien untuk mengerakkan lidahnya
X.    Vagus/sensasi faring, gerakan pita suara:
Suruh pasien mengucapkan “ah”  kaji gerakkan palatum dan faringeal
Periksa kerasnya suara pasien
XI. Asesorius/gerakan kepala dan bahu:
Meminta pasien mengangkat bahu dan memalingkan kepala kearah yang ditahan oleh pemeriksa, kaji dapatkah klien melawan tahanan yang ringan
XII. Hipoglosal/posisi lidah:
Meminta klien untuk menjulurkan lidah kearah garis tengah dan menggerakkan ke berbagai sisi.



v Pengkajian syaraf sensori:
Tindakkan:
·      Minta klien menutup mata
·      Berikkan rasangan pada klien:
Nyeri superficial: gunakkan jarum tumpul dan tekankan pada kulit pasien pada titik-titik yang pemeriksa inginkan, minta pasien untuk mengungkapkan tingkat nyeri dan di bagian mana
Suhu: sentuh klien dengan botol panas dan dingin, suruh pasien mengatakkan sensasi yang direasakan.
Vibrasi: tempelkan garapu tala yang sudah di getarakan dan tempelkan pada falangeal/ujung jari, meminta pasien untuk mengatakkan adanya getaran.
Posisi: tekan ibu jari kaki oleh tangan pemeriksa dan gerakkan naik-turun kemudian berhenti suruh pasien mengtakkan diatas/bawah.
Stereognosis: berikkan pasien benda familiar ( koin atau sendok) dan berikkan waktu beberapa detik, dan suruh pasien untuk mengatakkan benda apa itu.
v Pengkajian reflex:
1.      Refleks Bisep
·   Fleksikan lengan klien pada bagian siku sampai 45 derajat, dengan posisi tangan pronasi (menghadap ke bawah)
·   Letakkan ibu jari pemeriksa pada fossa antekkubital di dasar tendon bisep dan jari-jari lain diatas tendon bisep
·   Pukul ibu jari anda dengan reflek harmmer, kaji reflex
2.      Refleks Trisep
·   Letakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa
·   Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi
·   Meminta pasien untuk merilekkan lengan
·   Raba terisep untuk mmeastikan otot tidak teggang
·   Pukul tendon pada fossa olekrani, kaji reflek
3.      Refleks Patella
·   Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi
·   Rilexkan pasien dan alihkan perhatian untuk menarik kedua tangan di depan dada
·   Pukul tendo patella, kaji refleks
4.      Refleks Brakhioradialis
·   Letakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa
·   Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi
·   Pukul tendo brakhialis pada radius bagian distal dengan bagian datar harmmer, catat reflex.
5.      Reflex Achilles
·   Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi seperti pada pemeriksaan patella
·   Dorsofleksikan telapak kaki dengan tangan pemeriksa
·   Pukul tendo Achilles, kaji reflek

6.      Reflex Plantar (babinsky)
·   Gunakkan benda dengan ketajaman yang sedang (pensil/ballpoint) atau ujung stick harmmer
·   Goreskan pada telapak kaki pasien bagian lateral, dimulai dari ujung telapak kaki sampai dengan sudut telapak jari kelingking lalu belok ke ibu jari. Reflek positif telapak kaki akan tertarik ke dalam.
7.      Refleks Kutaneus
a)   Gluteal
·   Meminta pasien melakukan posisi berbaring miring dan buka celana seperlunya
·   Ransang ringan bagian perineal dengan benda berujung kapas
·   Reflek positif spingter ani berkontraksi
b)   Abdominal
·   Minta klien berdiri/berbaring
·   Tekan kulit abdomen dengan benda berujung kapas dari lateal ke medial, kaji gerakkan reflek otot abdominal
·   Ulangi pada ke-4 kuadran (atas ki.ka dan bawah ki.ka
c) Kremasterik/pada pria
·   Tekan bagian paha atas dalam menggunakkan benda berujung kapas
·   Normalnya skrotum akan naik/meningkat pada daerah yang diransang

2.   Perawatan luka bersih 
Tujuan :
v  Mempercepat penyembuhan
v  Mencegah infeksi
v  Memberi rasa nyaman
Persiapan Alat             :

Alat Steril                    :
·         Duk steril
·         Instrumen set ( 2 set)
·         Sarung tangan
·         Bethadin 10 %
·         Sofratul
·         Kain kasa
·         Alkohol


Alat Tidak Steril :
·         Bengkok
·         Tempat kotoran
·         Tempat larutan lysol / saflon
·         Pembalut
·         Gunting verban
·         Plester / Hepafik
·         Perlak pengalas


Cara Kerja :
a.       Perawat cuci tangan, alat-alat disiapkan
b.      Pasien diberitahu, atur posisi pasien senyaman dan semudah mungkin
c.       Penutup & kasa diangkat / digunting       dimasukan dalam bengkok     tempat sampah ( pincet diletakan pada tempat on direndam larutan lisol / saflon)
d.      Luka dibersihkan dengan kasa bethadin memakai alat steril, searah dari dalam keluar
e.       Kasa kotor dibuang pada tempatnya
f.       Observasi keadaan luka
g.      Luka diberi obat (Sofratul) tutup kasa memakai alat steril(jaga kasa tidak melekat langsung pada luka tutup rapat dengan hepafik
h.      Alat-alat dibereskan, pasien dirapikan.
i.        Perawat cuci tangan
j.        Dokumentasi

Skin test adalah melakukan test antibiotik melalui sub cutan untuk mengetahui ketahanan terhadap salah satu jenis antibiotik
A. Persiapan

v Persiapan Alat
1.   Spuit 1 cc dan jarum seteril dalam tempatnya
2.   Obat-obatan yang diperlukan
3.   Kapas alkohol dalam tempatnya
4.   Gergaji ampul
5.   NaCl 0,9 % /aquadest
6.   Bengkok, ball point/ spidol

v  Persiapan Klien
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan


B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Menggulung lengan baju pasien bila perlu
3. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0,1 cc dilarutkan dengan NaCl 0,9 atau aquadest menjadi 1 cc
4. Mendesinfeksi kulit yang akan di suntik dengan menggunakan kapas alkohol kemudian diregangkan dengan tangan kiri perawat
5. Menyuntikan obat sampai permukaan kulit menjadi gembung dengan cara lubang jarum menghadap ke atas dan membuat sudut antara 15 – 30 derajat dengan permukaan kulit
6. Beri tanda pada area suntikan
7. Menilai reaksi obat setelah 10-15 menit dari waktu penyuntikan, hasil (+) bila terdapat tanda kemerahan pada daerah penusukan dengan diameter minimal 1 cm, hasil (-) bila tidak terdapat tanda tersebut diatas
8. Perawat cuci tangan

C. Evaluasi
Mencatat tindakan dan hasil skin test pada dokumen perawatan

Suatu kegiatan pelayanan keperawatan menyiapkan injeksi untuk pengobatan / therapi kepada pasien yang sedang dirawat.
A. Persiapan

    I.   Persiapan Klien
·      Cek perencanaan Keperawatan klien
·      Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
II. Persiapan Alat
·      Jarum seteril dan spuit

·      Kapas alkohol 70 %
·      Alat tulis
·      Obat injeksi ( vial / flacon ) sesuai order dokter
·      Bengkok
·      Kartu obat dan etiket

B. Pelaksanaan
1.   Perawat cuci tangan
2.   Buka tutup dan bersihkan / desinfektan bagian atas botol ( karet ) dengan kapas alkohol
3.   Buang kapas alkohol ke bengkok
4.   Menarik udara secukupnya kedalam spuit
5.   Tusuk jarum tegak lurus ketengah karet penutup
6.   Mendorong udarah dalam spuit kadalam botol, membalikan vial dan tarik obat seumlah yang diperlukan
7.   Tarik jarum dengan menarik boto, keluarkan udara yang ada dalam spuit
8.   Jarum ditutup dan vial /’ flacon dibuang ke bengkok / tempatnya ( jika sudah habis )
9.   Beri etiket nama pada spuit dan masukan ketampat injeksi
10.     Perawat cuci tangan

C. EVALUASI
Perhatikan dosisi obat, nama obat dan nama klien sesuai dengan order dari dokter

D. DOKUMENTASI
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Memasukan obat kedalam jaringan kulit, intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang disuntikan
A. Persiapan

I. Persiapan Klien
·         Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )
·         Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
·         Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan



    II.   Persiapan Alat
·      Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
·      Kapas alkohol 70 %
·      Alat tulis
·      Bengkok
·      Kartu obat dan etiket
·      Sarung tangan kalau perlu


B. Pelaksanaan
a.    Perawat cuci tangan
b.   Mengidentifikasi klien dan menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan pasang sampiran
c.    Jika perlu menggunakan sarung tangan bila ada klien yang menderita penyakit menular
d.   Memilih dan menentukan lokasi injeksi
e.    Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
f.    Membuang kapas alkohol kedalam bengkok
g.   Menyuntik obat dengan sudut jarum injeksi dengan sudut 5-15 O
h.   Masukan obat secara perlahan – lahan
i.     Mencabut jarum dan lingkari batas pinggir gelembung dengan pena
j.     Tunggu hasil / reaksi dari obat selama + 10 – 15 menit
k.   Obat-obat dibereskan dan hasil catat hasil tindakan
l.     Perawat cuci tangan

C. EVALUASI
Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter dan perhatikian juga respon klien terhadap obat.


D. DOKUMENTASI
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Menyuntikan obat dibawah kulit
A. Persiapan

I. Persiapan Klien
·   Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )
·   Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
·   Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan


II. Persiapan Alat
·      Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
·      Kapas alkohol 70 %
·      Alat tulis
·      Bengkok
·      Kartu obat dan etiket
·      Sarung tangan kalau perlu

B. Pelaksanaan
a.    Perawat cuci tangan
b.   Mengidentifikasi klien, menyiapkan klien dan menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan pasang sampiran
c.    Jika perlu menggunakan sarung tangan bila ada klien yang menderita penyakit menular
d.   Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
e.    Membuang kapas alkohol kedalam bengkok
f.    Memasukan jarum dengan sudut 45-90 O
g.   Lakukan aspirasi
h.   Memasukan obat secara perlahan – lahan
i.     Mencabut jarum
j.     Alat-alat dibereskan dan lihat reaksi obat terhadap klien
k.   Perawat cuci tangan
l.     Catat tindakan yang dilakukan

C. EVALUASI
Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter dan perhatikian juga respon klien terhadap obat.

D. DOKUMENTASI
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Suatu kegiatan pelayanan perawatan dalam memberikan obat suntikan pada pasien melalui intravena
a.     Persiapan


I. Persiapan Klien
·   Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )
·    Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
·   Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan


II. Persiapan Alat
·   Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
·   Kapas alkohol 70 %
·   Alat tulis
·   Bengkok
·   Kartu obat dan etiket
·   Sarung tangan kalau perlu

B. Pelaksanaan
a.    Perawat cuci tangan
b.   Mengidentifikasi klien, mengkaji rowayat alergi klien dan menyiapkan klien
c.    Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran
d.   Jika perlu menggunakan sarung tangan
e.    Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
f.    Membuang kapas alkohol kedalam bengkok
g.   Memasukan jarum dengan sudut 90O
h.   Lakukan aspirasi
i.     Memasukan obat secara perlahan – lahan
j.     Mencabut jarum
k.   Alat-alat dibereskan dan awasireaksi obat terhadap klien
l.     Perawat cuci tangan
m. Catat tindakan yang dilakukan


C. EVALUASI
Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter dan perhatikian juga respon klien terhadap obat.

D. DOKUMENTASI
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan


Pemberian cairan obat /makanan melalui pembuluh darah vena
A.Persiapan


I. Persiapan Klien
·   Cek perencanaan Keperawatan klien
·   Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat
·   Standar infuse
·   Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan
·   Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan

·   Bidai / alas infuse
·   Perlak dan tourniquet
·   Plester dan gunting
·   Bengkok
·   Sarung tangan bersih
·   Kassa seteril
·   Kapas alkohol dalam tempatnya
·   Bethadine dalam tempatnya


B. Pelaksanaan
a.    Perawat cuci tangan
b.   Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran
c.    Mengisis selang infuse
·   Membuka plastik infus set dengan benar
·   Tetap melindungi ujung selang seteril
·   Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus mengarah keatas
·   Menggantung cairan infus di standar cairan infuse
·   Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan ( tapi jangan sampai terendam )
·   Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
·   Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan keseterilan
·   Cek adanya udara dalam selang
d.   Pakai sarung tangan bersih bila perlu
e.    Memilih posisi yang tepat untuk memasang infuse
f.    Meletakan perlak dan pengalas dibawah bagian yang akan dipungsi
g.   Memilih vena yang tepat dan benar
h.   Memasang tourniquet
i.     Desinfeksi vena dengan tekhnik yang benar dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
j.     Buka kateter ( abocath ) dan periksa apakah ada kerusakan
k.   Menusukan kateter / abocath pada vena yang telah dipilih dengan apa arah dari arah samping
l.     Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan
m. Torniquet dicabut
n.   Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
o.   Memberi plester pada ujung plastik kateter / abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk fiksasi
p.   Membalut dengan kassa bethadine seteril dan menutupnya dengan kassa seteril kering
q.   Memberi plester dengan benar dan mempertahankan keamanan kateter / abocath agar tidak tercabut
r.     Mengatur tetasan infus sesuai dengan kebutuhan klien
s.    Alat-alat dibereskan dan perhatikan respon klien
t.     Perawat cuci tangan
u.   Catat tindakan yang dilakukan

C. EVALUASI
Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikian juga respon klien terhadap pemberian tindakan

D. DOKUMENTASI
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan, nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan



Vena sectie adalah suatu tindakan menyayat dan memasukan jarum khusus kedalam vena sehingga pemberian cairan infus / tranfusi dapat dilaksanakan
Dilakukan pada pasien :
·   Yang mengalami kollaps vena, sehingga sulit diraba dan ditusuk
·   Anak-anak atau bayi, karena ukuran venanya terlalu kecil
·   Dengan kelainan jantung



B. PERSIAPAN
a.    Persiapan Alat
a.    Yang diberi alas kain ( duk ) seteril berisi :
·   Seperangkat alat vena sectie seteril yang terdiri dari
1.   Bisturi
2.   Gunting vena
3.   Arteri klem
4.   Pemegang jarum dan jarum jahit kulit
5.   Pinset chirurgis dan anatomi
6.   Duk klem
7.   Duk bolong
8.   Venocath
·   Spuit 2,5 cc dari jarum
·   Procam dalam tempatnya
·   Kain kassa dan kapas lidi seteril
·      Benang catgut dan Zyde 2/0
·      Sarung tangan
·      Bethadine dan alkohol 70 % dalam tempatnya
b.   Meja atau baki instrumen yang berisi :
·   Bengkok
·   Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
·   Korentang dan tempatnya
·   Plester
·   Gunting verban dan verban
·   Spalk siap pakai
·   Strandar infuse

b.   Persiapan Pasien
Pasien dan keluarhganya diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan dan posisikan pasien sesuai kebutuhan



C. Pelaksanaan
1.   Siapkan peralatan infus ( lihat cara memasang infus )
2.   Petugas mengenakan sarung tangan
3.   Desinfeksi permukaan kulit yang akan disayat pertama dengan bethadine selanjutnya dengan alcohol
4.   Pasang duk bolong didaerah yang akan disayat
5.   Lakukan vena sectie yaitu :
v  Sayat kulit sampai didapat vena yang dibutuhkan
v  Vena disayat/ langsung tusukan venocath
v  Venocath difiksasi, dan jahit luka sayatan
v  Infus dipasang
v  Luka dikompres dengan bethadine dan ditutup dengan kain kassa seteril
6.   Kalau perlu pasang spalk
7.   Pasien dan alat dirapihkan kembai dan diletakan padatempatnya semula
8.   Perawat cuci tangan

D. Evaluasi
Mencatat hasil tindakan dan respon pasien pada dokumen perawatan tentang :
·      Keadaan umum pasien
·      Luka sayatan dan kelancaran tetesan infus

10.   Prosedur  Menggunakan Pispot
Membantu pasien yang hendak buang air besar dan atau buang air kecil (wanita) di atas tempat tidur.

B.  Tujuan Menggunakan Pispot
1.   Membantu pasien dalam upaya memenuhi kebutuhan eliminasi
2.   Mengurangi pergerakan pasien
3.   Mengetahui adanya kelainan feces maupun urine secara visual

C.  Persiapan
·      Persiapan pasien
1.   Mengucapkan salam terapeutik
2.   Memperkenalkan diri
3.   Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan  tindakan yang akan dilaksanakan.
4.   Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5.   Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
6.   Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7.   Privasi  klien selama komunikasi dihargai.
8.   Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
9.   Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

·         Persiapan alat
1.   Pispot
2.   Air dalam botol
3.   Kapas cebok/toilet tissue dalam tempatnya
4.   Sarung tangan bersih, masker dan celemek
5.   Bengkok
6.   Selimut/kain penutup
7.   Perlak dan alasnya
8.   Sampiran
9.   Bel bila tersedia

D. Prosedur Menggunakan Pispot
1.   Pintu ditutup atau pasang sampiran
2.   Pasang perlak dan alasnya
3.   Cuci tangan, pasang celemek, masker, sarung tangan bersih dan berdiri disisi klien
4.   Pakaian bagian bawah klien ditanggalkan kemudian bagian badan yang terbuka ditutup dengan selimut atau kain penutup yang tersedia
5.   Klien dianjurkan menekuk lututnya dan mengangkat bokong (jika perlu dibantu oleh perawat lain)
6.   Pispot diatur sampai terletak dibawah bokong klien, jika klien tidak dapat melakukannya sendiri, perawat membantu dengan mengangkat bokong klien menggunakan tangan kanan dan tangan kiri mengatur pispot sampai terpasang tepat dan nyaman
7.   Bila klien sudah selesai, kakinya direnggangkan dan selimut dibuka. Anus dan daerah genitalia dibersihkan dengan kapas cebok (tangan kanan menyiram dan tangan kiri membersihkan). Kapas cebok dibuang kedalam pispot. Angkat pispot dan tutup kembali
8.   Bila klien ingin membersihkan sendiri, perawat membantu menyiramkan air
9.   Keringkan bokong klien dengan pengalas
10.  Klien dirapihkan
11.  Alat dirapihkan
12.  Pintu dan sampiran dibuka
14.  Hasil Evaluasi
·      Pasien tidak merasa lelah dengan pergerakan yang minimal
·      Pasien merasa nyaman
15.        Melaksanakan dokumentasi :
·   Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
·   Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien



11.   Prosedur Bad Making
A. Persiapan Alat

·      Baki dan alasnya / troli
·      Tempat tidur, kasur dan bantal
·      Alas kasur
·      Perlak
·      Sprei melintang (Steek Laken)
·         Sprei alas (Boven Laken)
·         Selimut
·         Sarung bantal
·         Sprei penutup (Over Laken)


B. Pelaksanaan
1.   Siapkan alat tenun yang diperlukan diatas / troli, yang telah dilipat dan disusun menurut urutan pemakaian (dari atas) sebagai berikut:

ü  Alas kasur
ü  Perlak
ü  Sprei melintang (steek Laken)
ü  Sprei alas (Boven Laken)
ü  Selimut
ü  Sarung bantal
ü  Sprei penutup (over Laken)

2.      Dekatkan alat-alat tenun yang diperlukan
3.      Perawat cuci tangan
4.      Pasang alas kasur dan ikatan tali-talinya ke arah dalam rangka pada tiap sudut
5.      Letakkan sprei dengan lipatan panjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur.
6.      Masukkan sprei pada bagian kepala ± 25 cm kebawah kasur , kemudian buat sudut
7.      Masukkan sprei pada bagian kaki ± 25 cm kebawah kasur , kemudian buat sudut
8.      Masukkan sprei bagian sisi ke bawah kasur (posisi perawat berdiri)
9.      Letakkan perlak melintang ± 50cm dari garis kasur bagian kepala demikian pula steek laken, dan masukkan sama-sama kebawah kasur.
10.  Letakkan boven laken secara terbalik dengan jahitan lebar dibagian kepala, mulai dari garis kasur kemudian masukkan bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur.
11.  Lipat selimut ± 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
12.  Lipat boven laken bagian atas tepat di atas garis selimut
13.  Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan bantal dengan yang tertutup ke jurusan pintu
14.  Selesaikan bagian sisi yang lain, seperti sisi yang tadi
15.  Pasang sprei penutup

a)      Evaluasi
Perhatikan kembali apakah alat-alat tenun sudah terpasang dengan tegang dan rata. Apakah alat-alat tenun yang terselip kebawah alas kasur.




Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau yang memerlukan bantuan.

A. Tujuan Prosedur Tindakan Memandikan Pasien
1.   Mempertahankan kebersihan kulit
2.   Mencegah infeksi kulit
3.   Memperlancar peredaran darah
4.   Mempertahankan kenyamanan pasien

B.  Alat dan bahan Prosedur Tindakan Memandikan Pasien
1.      Baskom mandi 2 buah yang berisikan air dingin dan air hangat
2.      Pakaian pengganti
3.      Kain penutup
4.      Handuk dan waslap
5.      Tempat untuk pakaian kotor
6.      Skrin (sampiran)
7.      Sabun

C.  Prosedur kerja Tindakan Memandikan Pasien
1.      Jelaskan prosedur pada klien
2.      Cuci tangan
3.      Atur posisi pasien (manusia coba) menjadi posisi tidur terlentang / setengah duduk
4.      Bentangkan handuk di bawah kepala dan bersihkan wajah, telinga dan leher dengan air hangat / sabun dengan waslap, lalu keringkan dengan handuk
5.      Kain penutup (pakaian) diturunkan, bentangkan handuk di atas dada pasien dan kedua tangan diatas handuk tersebut. Basahi kedua tangan dengan air bersih dan bersihkan dengan menggunakan sabun dan bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk
6.      Setelah kedua tangan di keataskan, handuk dipindahkan kesisi pasien dan basahi daerah dada dan perut dengan air bersih, bersihkan dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk
7.      Kemudian pasien dimiringkan kekiri. Handuk dibentangkan dibawah punggung sampai glutea. Basahi daerah punggung sampai glutea dengan air bersih, bersihkan dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk. Lalu miringkan ke kanan dan ulangi prosedur.
8.      Setelah itu, pasien kembali keposisi terlentang dan pakaian atas dipasangkan dengan rapi
9.      Letakkan handuk di bawah lutut dan kemudian lutut di bersihkan dengan air bersih, sabun dan air hangat dengan kaki terjauh terlebih dahulu. Keringkan dengan handuk
10.  Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea (bokong). Pakaian bawah perut di buka lalu bersihkan dengan air bersih, sabun dan air hangat pada daerah lipatan paha dan genetalia, keringkan dengan handuk. Setelah selesai semua rapikan
11.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
13.  Prosedur Pemasangan EKG
Suatu tindakan yang dilakukan yang bertujuan untuk merekam jantung.

A. Persiapan alat :

I. Alat:
·      Alat monitor EKG lengkap dan siap pakai
·      Kapas alkohol dalam tempatnya
·      Jelly EKG
·      Kapas / kassa lembab

II.    Pasien dan lingkungan:
·      Keluarga diberi tahu penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akandilakukan
·      Posisi pasien diatur terlentang datar
·      Baju bagian atas pasien dibuka


B. Pelaksanaan
1.      Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas, bila pasien memakai jam jamtangan, kalung dan logam lainnya dilepas
2.      Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan dan kedua tungkai dilokasi pemasangan manset elektroda
3.      Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda. Bila tidak ada jelly gunakan kapas basah
4.      Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
5.      Memasang arde
6.      Menghidupkan monitor EKG
7.      Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien untuk rekam ektremitas lead (I, II, II, AVR, AVF) dengan cara sebagai berikut:
a.    Warna merah pada tangan kiri
b.   Warna hijau pada kaki kiri
c.    Warna hitam pada kaki kanan
d.   Warna kuning pada tangan kiri
8.      Memasang elektroda dada untuk rekam precardial lead
9.      Melakukan kalibrasi 10mm dengan kecepatan 25 mm volt/detik
10.  Memuat rekam secara berurutan sesuai dengan lead yang terdapat pada mesin EKG
11.  Melakukan kalibrasi kembali setelah perekam selesai
12.  Memberi idantitas pasien pada hasil rekaman: Nama, Umur, Tanggal dan jam rekaman serta nomor lead dan nomor rekam medik.

C. Evaluasi
1.   Hati-hati
2.   Teliti dan cermat
3.   Sabar





14.  Prosedur Mengukur dan Mencatat Tanda- Tanda Vital
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan Tekanan Darah.

I.                                                                   Tujuan :
1.   Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
2.   Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)
4.   Menilai kemampuan kardiovaskuler
5.   Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
6.   Menilai kemampuan fungsi pernapasan
7.   Mengetahui nilai tekanan darah.

II.                Persiapan alat
1.      Termometr dalam tempatnyalengkap
2.      3 botol masing- masing beris larutan sabun , desinfektan dan air bersih
3.      Bengkok
4.      Tissue/ kassa
5.      Polse toler/ jam tangan
6.      Tensimeter lengkap
8.      stetoskop
9.      Tersedia buku catatan
10.  Alalt- alat lengkap tersimpan dalam baki dengan memakai alat

III.             Persiapan pasien dan lingkungan
·      Mengukur suhu pada aksila
1.   Sebelum kerja cuci tangan
2.   Menurunkan aiar raksa sampai batas reservoir
3.   Bila perlu lengan baju pasien dibuka, jika ketiak pasien basah harus dikeringkan
4.   Termometer dipasang tepat pada tengah ketiak dijepitkan, lengan pasien dilipat di dada
5.   Setelah 10 menit termometer di angkat langsung di baca dengan teliti dan di catat pada buku catatan suhu
6.   Termometer dibersihkan dengan larutan sabun, memakai tissue kemudian di masukkan dalam larutan desinfektan lalu dibersihkan dengan air bersihdan dikeringkan
7.   Air raksa diturunkan dan termometer dimasukkan ke dalam tempatnya

·      Mengukur denyut nadi dan pernafasan
1.      Pengaturan posisi pasdien berbaring / duduk
2.      Menetukan tempat pengukura nadi dengan menggunakan tiga jari : jari telunjuk, tengah, manis
3.      Menghitung denyut nadi dalam 1 menit
4.      Mengitung pernafasan tanpa diketahui pasien selama 1 menit
5.      Mencatat hasil
6.      Adanya komunikasi dengan pasien

·      Mengukur tekanan darah
2.      Mengatur posisi tidur terlentang / semi fowler
3.      Lengan baju di buka / digulung
4.      Manset tensimeter di pasang pada lengan atas dan pipa karet berda di sisiluar lengan
5.      Manset di pasang tidak terlalu kuat
6.      Pompa tensimeter dipasang
7.      Meraba denyut nadi brachialis
8.      Meletakkan pada daerah arteri brachialis
9.      Sekrup balon karet ditutup , pengunci air raksa dibuka
10.  Mempopa balon karet pelan- pelan sampai denyut nadi brachialis terdengar
11.  Sekrup balon di buka perlahan- lahan, pandanga mata sejajar air raksa
12.  Mencatat hasil
13.  Manset dibuka dan digulung, air raksa di masukkan dalam reservoir, kunci air raksa di tutup , tensimeter di tuutp dengan rapi
14.  Mencuci tangan sesudah bekerja

D.    Hasil
1.Data yang diperoleh valid sesuai sebagai hasil pemeriksaan
2.Posisi pasien pada keadaan semula
3.Alat – alat dalam keadaan siap pakai

15.     Perawatan Rambut
Merawat Rambut merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.

A. Tujuan :
1.   Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala
2.   Menambah rasa nyaman
3.   Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit
4.   Memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit

B.  Alat dan Bahan
·      Handuk secukupnya
·      Perlak atau pengalas
·      Baskom berisi air hangat
·      Shampoo atau sabun khusus dalam tempatnya
·      Kasa dan kapas
·      Sisir
·      Bengkok
·      Gayung
·      Ember kosong
C.     Prosedur Kerja
1.      Jelaskan prosedur pada klien
2.      Cuci tangan
3.      Tutup jendela atau pasang sampiran
4.      Atur posisi pasien (Manusia coba) setengah duduk atau tidur
5.      Setelah posisi tidur, lalu letakkan perlak atau pengalas di arahkan kebawah dengan di gulung bagian tepi menuju tempat penampungan (baskom) seperti pada gambar
6.      Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat dibawah kepala pasien
7.      Tutup telinga dengan kapas
8.      Tutup dada dengan handuk sampai leher
9.      Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat selanjutnya shampoo dan bilas dengan air hangat sambil dipijat
10.  Setelah selesai, keringkan rambut dengan handuk lalu sisir dengan rapi
11.  Cuci tangan setelah prosedur dlakukan

16.   Mengganti Alat Tenun Dengan Pasien Diatasnya
A.    Persiapan Alat
1.   Baki dengan alas / troli
2.   Alat btenun: sprei, perlak, steek laken, sarung bantal dan selimut
3.   Tempat alas tebun kotor
4.   Ember berisi larutan lysol 1 %
5.   Ember bersi air bersih
6.   Lab kerja 3 buah

B.  Persiapan Pasien
1.   Bila sadar, beritahukan pasien maksud dan tujuan mengganti alat tenun
2.   Mempersiapkan posisi pasien

C.     Pelaksanaan
1.      Kaji status pasien dan rencana tindakan keperawatan yang dilakukan
2.      Lihat keadaan alat-alat tenun yang kotor dan perlu diganti
3.      Komunikasi rencana tindakan yang akan dilakukan, jelaskan maksud dan tujuannya
4.      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan diatas baki / troli
5.      Cuci tangan
6.      Angkat selimut lalu masukkan kedalam tempat pakaian kotor
7.      Miringkan pasien, bila tidak dapat miring sendiri dinatu seorang perawat lagi yang memegang atau menahan bahu dan paha pasien dari sisi lain
8.      Tempatkan bantal dibawah kepala kepala pasien
9.      Lepaskan alat tenun dibawah kasur dimana perawat berdiri
10.  Gulung steek laken sampai kepunggung pasien
11.  Bersihkan perlak dengan lap yang telah dicelupkan ke dalam cairan lysol, lau bersihkan denga  air bersih, kemudian keringkan dan tutupkan sampai kepunggung pasien (bila perlu perlak diganti)
12.  Gulung sprei sampai kepunggung pasien
13.  Bersihkan kerangka tempat tidur sebelah tempat perawat berdiri.
14.  Bentangkan sprei bersih memanjang dengan lipatan tengahnya tepat pada nagian tengah tempat tidur.
15.  Masukkan sprei bagian kepala dan kaki kebawah kasur, kemudian buat sudut dan masukkan bagian sisi ke bawah kasur.
16.  Bentangkan kembali perlak yang ditutupkan pada punggung pasien.
17.  Pasang steek laken bersih dan bersama dengan perlak masukkan kebawah kasur, cara membentangkan seperti memasang sprei.
18.  Terlentangkan pasien kemudian miringkan kesisi lain
19.  Perawat pindah kesisi lain dan bawa alat-alat pembersihan
20.  Lepaskan alat tenun dari bawah kasur
21.  Angkat steek laken yang kotor, kemudian masukkan ketempat pakaian kotor
22.  Bersihkan perlak seperti cara diatas, kemudian tutupkan pada punggung pasien
23.  Angkat sprei kotor, kemudian masukkan  ketempat pakaian kotor
24.  Bersihkan kerangka tempat tidur seperti diatas
25.  Menarik sprei bersih pada punggung pasien , lalu bentangkan sampai rata
26.  Terlentangkan pasien
27.  Angkat bantal, ratakan kapukknya dan ganti sarungnya dengan yang bersih lalu letakkan kembali dibawah kepala pasien
28.  Menarik perlak
29.  Menarik steek laken yang kotor dengan yang bersih (caranya seperti memasang selimut mandi).
30.  Masukkan sprei , perlak, steek laken, bagian sisi serta bagian kepala ke bawah kasur.
31.  Rapikan pasien
32.  Bersihkan dan kembalikan alat-alat

17.  SOP Pemasangan NGT
Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung

B.  Tujuan :
Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per-oral atau adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung terlebih dahulu, kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi. Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien






B.Alat


·      Pipa penduga dengan tempatnya corong
·      Spuit 20 cc
·      Pengalas
·      Bengkok
·      Plester dan gunting
·      Makanan dalam bentuk cair
·      Air matang
·      Obat-obatan
·      Stetoskop
·      Klem
·      Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
·      Vaselin


C. Prosedur Kerja Pemasangan Pipa Lambung
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.      Atur posisi pasien (manusia coba) dengan posisi semi-Fowler
4.      Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
5.      Letakkan bengkok di dekat pasien
6.      Tentuksn letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari Epigastrium sampai hidung kemudian di bengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya.
7.      Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut, lalu masukkan melalui hidung secara perlahann-lahan sambil pasien di anjurkan untuk menelannya
8.      Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung, dengan cara :
9.      Masukkan ujung slang yang di klem ke dalam waskom yang berisi air (klem di buka) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung berarti pipa tersebut masuk kedalam lambung setelah itu di klem atau dilipat kembali
10.  Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu, keluarkan udara yang ada di dalam lambung sebanyak yang telah di masukkan
11.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

18.    Pemberian Nutrisi
A.    Alat dan Bahan Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung

·   Corong
·   Spuit 20 cc
·   Pengalas
·   Makanan dalam bentuk cair
·      Air matang





·      Obat-obatan (Bila ada)
·      Klem
·      Stetoskop





B.     Prosedur Kerja Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Cuci tangan
3.      Atur posisi semi-Fowler
4.      Pasangkan pengalas
5.      Letakkan bengkok
6.      Periksa dahulu sisa makanan di lambung dengan menggunakan spuit yang di aspirasikan ke pipa lambung
7.      Buka Klem atau penutup
8.      Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang corong/spuit pada pangkal pipa
9.      Masukkan air matang kurang-lebuh 15 cc pada awal dengan di tuangkan lewat pinggirnya
10.  Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Kemudian, bila ada obat-obatan masukkan dan beri air minum lalu klem pipa penduga
11.  Catat hasilnya atau respon pasien selama pemberian makanan
12.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

19. Pemasangan Kateter
Tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra.
A. Tujuan
1.   Membantu memenuhi kebutuhan eliminasi.
2.   Sebagai pengambil bahan pemeriksaan.

B.  Persiapan Alat

1.   Sarung tangan steril
2.   Kateter steril (sesuai ukuran dan jenis)
3.   Duk steril
4.   Minyak pelumas atau / jeli
5.   Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)
6.      Spuit yang berisi cairan
7.      Perlak dan alasnya
8.      Pinset anatomi
9.      Bengkok
10.  Urinal bag
11.  Sampiran


C.  Prosedur kerja
a. Untuk Pria

1.   Jelaskan prosedur
2.   Cuci tangan
3.   Atur ruangan / pasang sampiran
4.   Pasang perlak / alas
5.   Gunakan sarung tangan steril
6.    Pasang duk steril
7.   Pegang penis dengan tangan sebelah kiri, lalu preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat / savlon
8.   Beri minyak pelumas atau / jeli pada ujung kateter, lalu masukkan pelan-pelan, sambil menganjurkan untuk menarik nafas
9.   Jika tertahan jangan dipaksa
10.  Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades untuk dipasang tetap
11.  Sambung kateter dengan urine bag dan fiksasi ke arah atas paha / abdomen
12.  Rapikan alat
13.  Cuci tangan


b.   Untuk Wanita

1.   Cuci tangan
2.   Jelaskan prosedur
3.   Atur ruangan / pasang sampiran
4.   Pasang perlak / alas
5.   Gunakan sarung tangan steril
6.   Pasang duk steril
7.   Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (kurang lebih 3 kali)
8.   Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri lalu bersihkan bagian dalam
9.   Beri minyak pelumas atau / jeli pada kateter, lalu masukkan pelan-pelan, sambil anjurkan pasien untuk menarik nafas, masukkan atau hingga urin keluar
10.  Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades untuk dipasang tetap
11.  Sambung kateter dengan urine bag dan fiksasi ke arah samping
12.  Rapikan alat
13.  Cuci tangan



DAFTAR PUSTAKA

1 komentar: