MANAJEMEN
KEPERAWATAN
“PERHITUNGAN
KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT”
Disusun Oleh :
NAMA
KELOMPOK
1.
FERI TRI
ARTANTO (NIM. 0101040021)
2.
HALVIZAH H (NIM. 0101040076)
3.
JOHN LENON
TATIPATA (NIM. 0101040009)
4.
NUR ROKHMAN
WAKHID (NIM. 0101040122)
5.
PETRUS
YULIANTO (NIM. 0101040013)
6.
RAMADHAN
TRYBAHARI S (NIM. 0101040078)
Dosen Pengampuh : dr. Jon Paat, Sp. R
PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
CENDERAWASIH
JAYAPURA
2013
METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
1.
METODE RASIO
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur
sebagai denominator personal yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan
mudah.
Metode ini hanya mengetahui jumlah personal
secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh
setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.
Bisa digunakan
bila :
kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif
stabil.
Tujuan dari metode ini adalah merencanakan kebutuhan tenga
kesehatan dengan membandingkan ketersediaan tempat tidur di unit-unit perawatan
sesuai dengan tipe institusi layanan kesehatan yang tersedia.
Cara rasio yang umumnya digunakan adalah
berdasarkan surat keputusan Menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan
rumah sakit, dengan standar sebagai berikut :
ü
Peraturan Menkes RI No. 262/Menkes/Per/VII/1979
Tipe RS
|
TM/TT
|
TPP/TT
|
TPNP/TT
|
TNM/TT
|
A dan B
|
1 / (4 – 7)
|
(3 – 4) / 2
|
1 / 3
|
1 / 1
|
C
|
1 / 9
|
1 / 1
|
1 / 5
|
3 / 4
|
D
|
1 / 15
|
1 / 2
|
1 / 6
|
2 / 3
|
Khusus
|
Disesuaikan
|
Disesuaikan
|
Disesuaikan
|
Disesuaikan
|
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatane
TPNP = Tenaga Para Medis Non Perawatan
TNP = Tenaga Non Medis
Cara perhitungan
ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun
meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain
yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2.
METODE NEED
Cara ini dihitung
berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri dan
memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih
dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama
di rumah sakit. Diskripsi tentang pelayanan yang diberikan kepada pasien. Misalnya saja untuk
klien yang berobat jalan, ia akan melalui/mendapatkan pelayanan, antara
pembelian karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya.
Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan
dengan baik. (Hudgin’s 82).
Menurut Hundgins (1992) menggunakan standar
waktu pelayanan pasien adalah sebagai berikut :
Tugas
|
Lama waktu (menit) untuk Pasien
|
|
Baru
|
Lama
|
|
Pendaftaran
|
3
|
4
|
Pemerikasaan dokter
|
15
|
11
|
Pemeriksaan asisten dokter
|
18
|
11
|
Penyuluhan
|
51
|
0
|
Laboratorium
|
5
|
7
|
3.
METODE DOUGLAS
Untuk pasien rawat
inap, Douglas (1984) menyampaikan
standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :
1) Perawatan minimal memerlukan waktu : 1 - 2 jam/24 jam
2) Perawatan intermediet/parsial memerlukan waktu : 3 - 4 jam/24 jam
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu
: 5 - 6 jam/24 jam
Dalam penerapan
sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah sebagai
berikut :
a.
Kategori
I : Self Care / Perawatan
Mandiri (Minimal)
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan
sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan
pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.
Asuhan
keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut ::
1.
Kebersihan
diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulansi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital
dilakukan setiap jaga (shift)
5. Pengobatan minimal dengan status
psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
b.
Kategori
II : Intermediet Care / Perawatan
Sedang(Partial)
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan. memberi dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau
menyiapkan alat untuk ke kamar mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan
perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital,periksa urine
reduksi,fungsi fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien
memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau
30-60 menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
Asuhan
keperawatan parsial mempunyai kriteria sebagai berikut :
1.
Kebersihan
diri dibantu, makan dan minum dibantu
2.
Observasi
tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3.
Ambulansi
dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4.
Pasien
dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan dicatat /
dihitung.
5.
Pasien
dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur
c.
Kategori
III : Intensive Care / Perawatan
Total
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa
dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat penampian sakit berat.pasien
memerlukan observasi terus-menerus.
Asuhan
keperawatan total mempunyai kriteria
sebagai berikut :
1.
Semua
keperluan pasien dibantu
2.
Perubahan
posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam
3.
Makan
melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena
4.
Dilakukan
penghisapan lender (suction)
5.
Gelisah
/ disorientasi.
Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang
dibutuhkan pada pagi, sore dan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan
pasien :
No
|
Klasifikasi
Pasien
|
||||||||
Minimal
|
Parsial
|
Total
|
|||||||
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
|
1
|
0,17
|
0,14
|
0,07
|
0,27
|
0,15
|
0,10
|
0,36
|
0,30
|
0,20
|
2
|
0,34
|
0,28
|
0,14
|
0,54
|
0,30
|
0,20
|
0,72
|
0,60
|
0,40
|
3
|
0,51
|
0,42
|
0,21
|
0,81
|
0,45
|
0,30
|
1.08
|
0,90
|
0,60
|
dst
|
Sumber : Dauglas (1984)
Berdasarkan derajat ketergantungan, identifikasi jumlah pasien yang
dirawat dilakukan dengan mengikuti panduan sebagai berikut :
- Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama beberapa hari sesuai kebutuhan, dengan menggunakan format klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan
- Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi 3 kriteria)
- Pasien dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda (I) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu 1 hari dapat diketahui beberapa jumlah pasien dengan klasifikasi minimal, parsial dan total.
- Bila pasien hanya mempunyai 1 kriteria dari klasifikasi tersebut, maka pasien dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
4.
METODE
DEMAND
Cara demand adalah perhitungan jumlah
tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Konversi
Kebutuhan Tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need.
Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk Ruang Gawat Darurat
dibutuhkan waktu sebagai berikut :
* Untuk Kasus Gawat Darurat : 86,31 menit à 87 menit
* Untuk Kasus Mendesak : 71,28 menit à 71 menit
* Untuk Kasus Tidak Mendesak : 33,69 menit à 34 menit
Menurut
Depkes Filipina (1984) kebutuhan pasien adalah sebagai berikut :
Jenis Pelayanan
|
Rata-rata jam perawatan/ pasien/hari
|
Non Bedah (Interna)
|
3,4 jam
|
Bedah
|
3,5 jam
|
Campuran Bedah dan Non Bedah (Interna)
|
3,5 jam
|
Post Partum
|
3,0 jam
|
Bayi Baru Lahir
|
2,5 jam
|
Anak – anak
|
4,0 jam
|
Menurut Althaus
et al 1982 dan Kirk 1981 adalah
sebagai berikut :
§ Level I (Minimal) : 3,2 jam.
§ Level II (Intermediate) : 4,4 jam.
§ Level III (Maksimal) : 5,6 jam.
§ Level IV (Intensif Care) : 7,2 jam.
Catatan : BOR = * PT * TT
5. METODE GILLIES
ü
Gillies
(1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit
perawatan adalah sebagai berikut :
Keterangan
:
A = rata-rata jumlah
perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C = Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing
perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing
perawat
F = Jumlah jam perawatan yang
dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang
diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan
untuk unit tersebut
ü
Gillies (1994) mengemukakan rumus
Kebutuhan Tenaga Keperawatan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
TP :
Tenaga Perawat
A : Rata-rata jam perawatan/hari
B : Sensus harian rata-rata (Rumus sensus harian : TT x BOR)
C :
Jumlah hari libur
365 :
Jumlah hari kerja selama setahun
Prinsip perhitungan rumus Gillies
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada
3 jenis bentuk pelayanan,
yaitu :
·
Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh
perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan
spiritual. Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari untuk waktu keperawatan langsung (rata rata
4 - 5 jam/klien/hari). Berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam
empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care.
Menurut Minetti Huchinson (1994) Kebutuhan Keperawatan Langsung setiap
pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk :
* Self Care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
* Partial Care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3
jam
* Total Care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4 - 6 jam
* Intensive Care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8
jam
·
Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana
perawatan, memasang/ menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis
dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian sebagai
berikut :
-
RS Graha
Detroit (Gillies, 1989, hal. 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan
-
Menurut Wolfe
& Young (Gillies, 1989, hal. 245) = 60 menit/ klien/ hari
-
Penelitian di
Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/pasien (Gillies, 1994)
·
Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi : aktifitas,
pengobatan serta tindak lanjut pengobatan.
-
Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan
/ penyuluhan kesehatan ialah 15 menit/klien/hari = 0,25
jam/klien/hari
-
Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdsasarkan rata-ratanya atau menurut “Bed Occupancy Rate” (BOR) dengan
rumus :
v Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari.
v Hari libur masing-masing perawat pertahun,
yaitu 128 hari, hari minggu = 52 hari dan hari sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini
merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari
libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari.
v Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40
jam per minggu (kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari
kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam perhari)
v Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
di satu unit harus ditambah 20% (untuk antisiapasi kekurangan/cadangan)
v Perbandingan
profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %
5.
METODE SWANSBURG
Menurut Warstler dalam Swansburg dan
Swansburg (1999), merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu
hari → pagi : siang : malam = 47 % : 36 % : 17 %, sehingga jika jumlah total
staf keperawatan /hari = 14 orang.
*Pagi
: 47% x 14 = 6,58 = 7 orang
*Sore
: 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
*
Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang
6. METODE NINA
Nina (1990)
menggunakan 5 tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga adalah
sebagai berikut :
1)
Tahap I
Hitung
A : Jumlah jam perawatan dalam 24 jam perpasien.
2)
Tahap II
Hitung
B : A x TT.
3)
Tahap 3
Hitung
C : Jumlah jam perawatan seluruh pasien selama 1 tahun. (C = B x 365)
4)
Tahap IV
Hitung
D : Jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang perawatan yang dibutuhkan selama
1 tahun.(D = C x BOR / 80)
5)
Tahap V
Diperoleh
E : Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. (E = D / 1878)
§
Hari
efektif – 52 dan jam kerja.
§
Efektif
perhari (8-2 jam).
7. METODE HASIL LOKAKARYA KEPERAWATAN
Menurut hasil
lokakarya keperawatan (Depkes RI, 1989), rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut :
Prinsip
perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas,
tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian ( sedangkan
angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
8. METODE
HASIL WORKSHOP PERAWATAN DI CILOTO (1971)
Jumlah perawat : Pasien = 5 : 9 /shift,
dengan 3 shift/24 jam dengan perhitungan adalah sebagai berikut :
§ Hari
kerja efektif/tahun : 225 – 260 hari.
§ Libur
mingguan : 52 hari.
§ Cuti
tahunan : 12 hari.
§ Hari
besar : 10 hari.
§ Sakit/Izin
: 12 hari.
§ Cuti
hamil rata-rata : 29 hari.
9.
METODE
STANDAR KETENAGAAN PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT
Pedoman cara
perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan
keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja
yang ada pada masing-masing rumah sakit.
Model
pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. RAWAT INAP
Berdasarkan klasifikasi pasien, cara perhitungannya berdasarkan sebagai
berikut :
·
Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
jenis kasus
·
Rata-rata pasien per hari
·
Jumlah perawatan yang diperlukan / hari /
pasien
·
Jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan /
hari
·
Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan
7 jam per hari
v Formula Rawat Inap :
No
|
Jenis kategori
|
Rata – rata pasien / hari
|
Rata- rat jam perawatpasien /hari
*
|
Jumlah jam perawat/hari (cxd)
|
a
|
B
|
c
|
d
|
E
|
1
2
3
4
5
|
Pasien Penyakit Dalam
Pasien bedah
Pasien gawat
Pasien anak
Pasien kebidanan
|
10
8
1
3
1
|
3,5
4
10
4,5
2,5
|
35
32
10
13,5
2,5
|
Jumlah
|
23
|
93,0
|
Keterangan
:
*Berdasarkan penelitian dari luar
negeri
Jadi,
jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah :
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut
perlu ditambah (Faktor Koreksi)
dengan :
·
Hari
Libur/Cuti/Hari Besar (Loss Day)
·
Perawat
atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (Non - Nursing Jobs), seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan
ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.
TP
= (Jumlah tenaga perawat + loss day)
x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jadi
jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi = 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan
menjadi 21 orang perawat/bidan)
Tingkat Ketergantungan Pasien
Pasien
diklasifikasikan berdasarkan pasda kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/asuhan
kebidanan, meliputi :
a)
Asuhan
keperawatan minimal
b)
Asuhan
keperawatan sedang
c)
Asuhan
keperawatan agak berat
d)
Asuhan
keperawatan maksimal
No
|
Kategori*
|
Rata – rata jumlah pasien/hari
|
Jumlah jam perawat/hari **
|
Jumlah jam perawatan ruangan/hari
(cxd)
|
a
|
b
|
C
|
d
|
e
|
1
2
3
4
|
Askep minimal
Askepsedang
Askep agak berat
Askep maksimal
|
7
7
11
1
|
2,00
3,08
4,15
6,16
|
14,00
21,56
45,56
6,16
|
Jumlah
|
26
|
87,37
|
Keterangan
:
* : Uraian ada pada model Gillies di
halaman depan
**
: Berdasarkan penelitian di luar negeri
Jadi,
jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :
Ditambah
(Faktor Koreksi) dengan :
· Loss
Day :
· Non-Nursing Jobs 25% :
(Jumlah
tenaga perawat + loss day) x
25% = (12,5 + 3,4) x 25% = 3,9
Jadi, jumlah tenaga yang diperlukan
= tenaga yang tersedia + faktor koreksi =
12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan menjadi 20 orang perawat/bidan)
B.
RAWAT
JALAN
Dasar perhitungan
jumlah tenaga untuk Rawat Jalan adalah sebagai berikut :
a)
rata-rata
jumlah pasien perhari
b)
Jumlah
jam perawatan perhari
v Formula Rawat Jalan :
C. UNIT GAWAT DARURAT (UGD)
Dasar perhitungan
jumlah tenaga di Unit Gawat Darurat adalah sebagai berikut :
a)
rata-rata
jumlah pasien perhari
b)
Jumlah
jam perawatan perhari
c)
Jam
efektif perhari
v Formula Unit Gawat Darurat (UGD) :
|
Keterangan :
TP =
Tenaga perawat
365 =
Jumlah hari kerja
255 =
Hari kerja efektif perawat/tahun
D = Jam
keperawatan
A1 =
Waktu perawatan untuk pasien gawat darurat (87 menit)
A2 =
Waktu perawatan untuk pasien kasus mendesak (71 menit)
A3 = Waktu
perawatan untuk pasien kasus tidak mendesak (34 menit)
Adm time
= Waktu administrasi yang dibutuhkan untuk penggantian sif selama 45 menit
D.
KAMAR OPERASI
Dasar perhitungan
jumlah tenaga di Kamar Operasi adalah sebagai berikut :
a) Jumlah dan jenis operasi
b) Jumlah kamar operasi
c) Pemakain kamar operasi (diprediksi 6
jam perhari) pada hari kerja
d) Tugas perawat di kamar operasi:
instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/tim)
e) Tingkat ketergantungan pasien :
Ø Operasi Besar : 5 jam/1operasi
Ø Operasi Sedang : 2 jam/1operasi
Ø Operasi Kecil : 1 jam /1operasi
v Formula Kamar Operasi :
TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN
1.
Sebutkan
dan uraikan masing-masing metode Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di
Ruangan :
· Rawat Inap
· Rawat Jalan
· UGD
· Kamar Operasi
JAWABAN :
A. RAWAT INAP
v
METODE STANDAR KETENAGAAN PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT
Pedoman cara
perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan
keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja
yang ada pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan klasifikasi pasien, cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
§
Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
jenis kasus
§
Rata-rata pasien per hari
§
Jumlah perawatan yang diperlukan / hari /
pasien
§
Jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan /
hari
§
Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan
7 jam per hari
Formula
Rawat Inap :
No
|
Jenis kategori
|
Rata – rata pasien / hari
|
Rata- rat jam perawatpasien/hari *
|
Jumlah jam perawat/hari
( c x d )
|
a
|
B
|
c
|
d
|
e
|
1
2
3
4
5
|
Pasien
Penyakit Dalam
Pasien
bedah
Pasien
gawat
Pasien
anak
Pasien
kebidanan
|
10
8
1
3
1
|
3,5
4
10
4,5
2,5
|
35
32
10
13,5
2,5
|
Jumlah
|
23
|
93,0
|
Keterangan
:
* Berdasarkan penelitian dari luar
negeri
Jadi,
jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah :
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut
perlu ditambah (Faktor
Koreksi) dengan :
·
Hari
Libur/Cuti/Hari Besar (Loss Day)
·
Perawat
atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (Non - Nursing Jobs), seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan
ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.
TP
= (Jumlah tenaga perawat + loss day)
x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jadi
jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi = 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan
menjadi 21 orang perawat/bidan)
Tingkat Ketergantungan Pasien
Pasien
diklasifikasikan berdasarkan pasda kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/asuhan
kebidanan, meliputi :
a)
Asuhan
keperawatan minimal
b)
Asuhan
keperawatan sedang
c)
Asuhan
keperawatan agak berat
d)
Asuhan
keperawatan maksimal
No
|
Kategori*
|
Rata – rata jumlah
pasien/hari
|
Jumlah jam perawat/hari **
|
Jumlah jam perawatan ruangan/hari
( c x d )
|
a
|
b
|
c
|
d
|
e
|
1
2
3
4
|
Askep
minimal
Askepsedang
Askep
agak berat
Askep
maksimal
|
7
7
11
1
|
2,00
3,08
4,15
6,16
|
14,00
21,56
45,56
6,16
|
Jumlah
|
26
|
87,37
|
Keterangan :
* Uraian ada pada model Gillies di
halaman depan
** Berdasarkan penelitian di luar
negeri
Jadi,
jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :
Ditambah
(Faktor Koreksi) dengan :
· Loss
Day :
· Non-Nursing Jobs 25% :
(Jumlah
tenaga perawat + loss day) x
25% = (12,5 + 3,4) x 25% = 3,9
Jadi, jumlah tenaga yang diperlukan
= tenaga yang tersedia + faktor koreksi =
12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan menjadi 20 orang perawat/bidan)
v METODE
DOUGLAS
Untuk pasien rawat
inap, Douglas (1984) menyampaikan
standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :
1) Perawatan minimal memerlukan waktu : 1 - 2 jam/24 jam
2) Perawatan intermediet/parsial memerlukan waktu : 3 - 4 jam/24 jam
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu
: 5 - 6 jam/24 jam
Dalam penerapan
sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah sebagai
berikut :
a.
Kategori
I : Self Care / Perawatan
Mandiri (Minimal)
Kegiatan
sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan
orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.
Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut
::
1. Kebersihan diri, mandi ganti pakaian
dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulansi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital
dilakukan setiap jaga (shift)
5. Pengobatan minimal dengan status
psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
b.
Kategori
II : Intermediet Care / Perawatan
Sedang(Partial)
Kegiatan
sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan. memberi dorogan agar mau makan,eliminasi dan
kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar
mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor
tanda-tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status
emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan
kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan
mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
Asuhan keperawatan parsial mempunyai kriteria sebagai berikut
:
1.
Kebersihan
diri dibantu, makan dan minum dibantu
2.
Observasi
tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3.
Ambulansi
dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4.
Pasien
dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan dicatat /
dihitung.
5.
Pasien
dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur
c.
Kategori
III : Intensive Care / Perawatan
Total
Kebutuhan
sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat
penampian sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-menerus.
Asuhan keperawatan total mempunyai kriteria sebagai berikut :
1.
Semua
keperluan pasien dibantu
2.
Perubahan
posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam
3.
Makan
melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena
4.
Dilakukan
penghisapan lender (suction)
5.
Gelisah
/ disorientasi.
Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang
dibutuhkan pada pagi, sore dan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan
pasien :
No
|
Klasifikasi
Pasien
|
||||||||
Minimal
|
Parsial
|
Total
|
|||||||
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
|
1
|
0,17
|
0,14
|
0,07
|
0,27
|
0,15
|
0,10
|
0,36
|
0,30
|
0,20
|
2
|
0,34
|
0,28
|
0,14
|
0,54
|
0,30
|
0,20
|
0,72
|
0,60
|
0,40
|
3
|
0,51
|
0,42
|
0,21
|
0,81
|
0,45
|
0,30
|
1.08
|
0,90
|
0,60
|
dst
|
Sumber : Dauglas (1984)
v
METODE GILLIES
ü
Gillies
(1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit
perawatan adalah sebagai berikut :
Keterangan
:
A = rata-rata jumlah
perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C = Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing
perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing
perawat
ü
Gillies (1994) mengemukakan rumus
Kebutuhan Tenaga Keperawatan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
TP :
Tenaga Perawat
A : Rata-rata jam perawatan/hari
B : Sensus harian rata-rata (Rumus
sensus harian : TT x BOR)
C :
Jumlah hari libur
365 :
Jumlah hari kerja selama setahun
Prinsip perhitungan rumus Gillies
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada
3 jenis bentuk pelayanan,
yaitu :
·
Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh
perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan
spiritual. Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari untuk waktu keperawatan langsung (rata rata
4 - 5 jam/klien/hari). Berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam
empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care.
Menurut Minetti Huchinson (1994) Kebutuhan Keperawatan Langsung setiap
pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk :
* Self Care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
* Partial Care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
* Total Care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4 - 6 jam
* Intensive Care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8
jam
·
Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana
perawatan, memasang/ menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis
dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian sebagai
berikut :
-
RS Graha
Detroit (Gillies, 1989, hal. 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan
-
Menurut
Wolfe & Young (Gillies, 1989, hal. 245) = 60 menit/ klien/ hari
-
Penelitian
di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/pasien (Gillies, 1994)
·
Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi : aktifitas,
pengobatan serta tindak lanjut pengobatan.
-
Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan
/ penyuluhan kesehatan ialah 15 menit/klien/hari = 0,25
jam/klien/hari
-
Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdasarkan rata-ratanya atau
menurut “Bed Occupancy Rate” (BOR) dengan rumus :
§ Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari.
§ Hari libur masing-masing perawat pertahun,
yaitu 128 hari, hari minggu = 52 hari dan hari sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini
merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari
libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari.
§ Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40
jam per minggu (kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari
kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam perhari)
§ Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
di satu unit harus ditambah 20% (untuk antisiapasi kekurangan/cadangan)
§ Perbandingan
profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %
v METODE SWANSBURG
Menurut Warstler dalam Swansburg dan
Swansburg (1999), merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu
hari → pagi : siang : malam = 47 % : 36 % : 17 %, sehingga jika jumlah total
staf keperawatan /hari = 14 orang.
*Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang
*Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
* Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang
v
METODE NINA
Nina (1990)
menggunakan 5 tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga adalah
sebagai berikut :
1)
Tahap I à Hitung A : Jumlah jam perawatan dalam 24 jam per pasien.
2)
Tahap II àHitung B : A x TT.
3)
Tahap III àHitung C : Jumlah jam
perawatan seluruh pasien selama 1 tahun. (C = B x 365)
4)
Tahap IV à Hitung D : Jumlah perkiraan realistis jam
perawatan yang perawatan yang dibutuhkan selama 1 tahun.(D = C x BOR / 80)
5)
Tahap V à Diperoleh E : Jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan. (E = D / 1878)
§
Hari
efektif – 52 dan jam kerja.
§
Efektif
per hari
(8 – 2 jam).
v
METODE HASIL LOKAKARYA KEPERAWATAN
Menurut hasil
lokakarya keperawatan (Depkes RI, 1989), rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut :
Prinsip
perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas,
tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian (sedangkan angka 7
pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
v METODE RASIO
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur
sebagai denominator personal yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan
mudah. Metode ini hanya mengetahui jumlah personal
secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh
setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan. Bisa digunakan bila : kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume
pelayanan kesehatan relatif stabil.
Tujuan dari metode ini adalah merencanakan kebutuhan tenga
kesehatan dengan membandingkan ketersediaan tempat tidur di unit-unit perawatan
sesuai dengan tipe institusi layanan kesehatan yang tersedia. Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan,
namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya
beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi
rumah sakit dan profesional.
Cara rasio yang
umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan Menkes R.I. Nomor 262
tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit, dengan standar sebagai berikut :
ü
Peraturan Menkes RI No.
262/Menkes/Per/VII/1979
Tipe RS
|
TM/TT
|
TPP/TT
|
TPNP/TT
|
TNM/TT
|
A dan B
|
1 / (4 – 7)
|
(3 – 4) / 2
|
1 / 3
|
1 / 1
|
C
|
1 / 9
|
1 / 1
|
1 / 5
|
3 / 4
|
D
|
1 / 15
|
1 / 2
|
1 / 6
|
2 / 3
|
Khusus
|
Disesuaikan
|
Disesuaikan
|
Disesuaikan
|
Disesuaikan
|
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = Tenaga Para Medis Non Perawatan
TNP = Tenaga Non Medis
B.
RAWAT
JALAN
v
METODE STANDAR KETENAGAAN PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT
Pedoman cara
perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan
keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja
yang ada pada masing-masing rumah sakit.
Model pendekatan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Dasar perhitungan
jumlah tenaga untuk Rawat Jalan adalah sebagai berikut :
a)
rata-rata
jumlah pasien perhari
b)
Jumlah
jam perawatan perhari
Formula
Rawat Jalan :
v METODE NEED
Cara ini dihitung
berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri dan
memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih
dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama
di Rumah Sakit. Diskripsi tentang pelayanan yang diberikan kepada pasien. Misalnya saja untuk
klien yang berobat jalan, ia akan melalui/mendapatkan pelayanan, antara
pembelian karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian dihitung
standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan baik. (Hudgin’s 82).
Menurut Hundgins (1992) menggunakan standar
waktu pelayanan pasien adalah sebagai berikut :
Tugas
|
Lama waktu (menit) untuk Pasien
|
|
Baru
|
Lama
|
|
Pendaftaran
|
3
|
4
|
Pemerikasaan dokter
|
15
|
11
|
Pemeriksaan asisten dokter
|
18
|
11
|
Penyuluhan
|
51
|
0
|
Laboratorium
|
5
|
7
|
C. UNIT GAWAT DARURAT (UGD)
v
METODE STANDAR KETENAGAAN PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT
Pedoman cara
perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan
keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja
yang ada pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Dasar perhitungan jumlah tenaga di Unit Gawat Darurat adalah sebagai berikut :
a)
Rata-rata
jumlah pasien perhari
b)
Jumlah
jam perawatan perhari
c)
Jam
efektif perhari
Formula
Unit Gawat Darurat (UGD) :
|
Keterangan :
TP =
Tenaga perawat
365 =
Jumlah hari kerja
255 =
Hari kerja efektif perawat/tahun
D = Jam
keperawatan
A1 =
Waktu perawatan untuk pasien gawat darurat (87 menit)
A2 =
Waktu perawatan untuk pasien kasus mendesak (71 menit)
A3 = Waktu
perawatan untuk pasien kasus tidak mendesak (34 menit)
Adm time
= Waktu administrasi yang dibutuhkan untuk penggantian sif selama 45 menit
v METODE DEMAND
Cara demand adalah
perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh
perawat. Konversi Kebutuhan Tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need.
Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk
Ruang Gawat Darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut :
* Untuk Kasus Gawat Darurat : 86,31 menit à 87 menit
* Untuk Kasus Mendesak : 71,28 menit à 71 menit
* Untuk Kasus Tidak Mendesak : 33,69 menit à 34 menit
Menurut
Depkes Filipina (1984) kebutuhan pasien adalah sebagai berikut :
Jenis Pelayanan
|
Rata-rata jam perawatan/ pasien/hari
|
Non Bedah (Interna)
|
3,4 jam
|
Bedah
|
3,5 jam
|
Campuran Bedah dan Non Bedah (Interna)
|
3,5 jam
|
Post Partum
|
3,0 jam
|
Bayi Baru Lahir
|
2,5 jam
|
Anak – anak
|
4,0 jam
|
Menurut Althaus
et al 1982 dan Kirk 1981 adalah
sebagai berikut :
§ Level I (Minimal) : 3,2 jam.
§ Level II (Intermediate) : 4,4 jam.
§ Level III (Maksimal) : 5,6 jam.
§ Level IV (Intensif Care) : 7,2 jam.
Catatan
: BOR = * PT * TT
D.
KAMAR OPERASI
v
METODE STANDAR KETENAGAAN PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT
Pedoman cara
perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan
keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja
yang ada pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Dasar perhitungan jumlah tenaga di Kamar Operasi adalah sebagai berikut :
a) Jumlah dan jenis operasi
b) Jumlah kamar operasi
c) Pemakain kamar operasi (diprediksi 6
jam perhari) pada hari kerja
d) Tugas perawat di kamar operasi:
instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/tim)
e) Tingkat ketergantungan pasien :
Ø Operasi Besar : 5 jam/1operasi
Ø Operasi Sedang : 2 jam/1operasi
Ø Operasi Kecil : 1 jam /1operasi
Formula
Kamar Operasi :
2.
Buat
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di Satu Ruangan dengan :
· Kapasitas TT 19
· BOR 80 %
· Kategori pasien :
· Mandiri 2 jam
· Sebagian 3 jam
· Total 5 jam
Jawaban
:
Dik :
-
Kapasitas Tempat
Tidur (TT) : 19 TT
-
BOR : 80 %
-
Kategori pasien
: Mandiri 2 jam, Sebagian 3 jam, Total 5
jam
Dit : Kebutuhan Tenaga Perawat di Satu Ruangan ?
Penyelesaian :
v Sensus Harian = BOR x Jumlah TT
= 80 % x 19 TT
= 15,2 à
15 Orang/hari
v Kriteria
klien yang dirawat tersebut adalah :
§ 5 orang klien dapat melakukan Perawatan
Mandiri,
§ 5 orang klien perlu diberikan Perawatan
Sebagian, dan
§ 5 orang klien lainnya harus
diberikan Perawatan Total
v Berdasarkan
situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di satu ruangan
adalah sebagai berikut :
a) Menetukan
terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari :
§ Keperawatan
Langsung
i.
Keperawatan Mandiri 5 orang klien : 5 x
2 jam = 10 jam
ii.
Keperawatan Sebagian 5 orang klien : 5 x
3 jam = 15 jam
iii.
Keperawatan Total 5 orang klien : 5 x 5
jam = 25 jam
§ Keperawatan
Tidak Langsung 15 orang klien : 5 x 1 jam = 15 jam
§ Penyuluhan
Kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam = 3,75 jam
Total Jam Keperawatan secara keseluruhan
:
(10 + 15 + 25 + 15 + 37,5) Jam = 68,75 Jam
b) Menetukan
jumlah jam keperawatan per klien perhari adalah :
73,75
jam / 15 klien = 4,6 Jam
c) Menetukan
jumlah kebutuhan tenaga keperawatan di satu ruangan adalah :
Gillies (1989)
mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
A = Rata-rata Jumlah Perawatan / Pasien
/ Hari
B = Rata-rata Jumlah Pasien / Hari
C = Jumlah Hari / Tahun
D = Jumlah Hari Libur Masing-masing
Perawat
E = Jumlah Jam Kerja Masing-masing Perawat
Jawab :
Dik :
v Jumlah
perawatan / pasien / hari adalah 6 hari
v Jumlah
pasien / hari adalah 15 orang klien
v Jumlah hari / tahun adalah 365
hari
v Hari libur masing-masing perawat pertahun adalah 128 hari
v Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam perminggu
Jadi, Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat di Satu Ruangan adalah
4 Orang Perawat
maaf, rumus untuk rawat jalan menurut direktorat jendral gak muncul,,
BalasHapus1) Rumus 2) Pembilang Jumlah kunjungan pasien maskin selama 1 tahun (lama dan baru). 3) Penyebut Jumlah seluruh maskin di wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama. 4) Ukuran/Konstanta Persentase (%) 5) Contoh Perhitungan Jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap maskin yang mendapat perawatan di Puskesmas dan klinik di Kabupaten A = 12.000 orang Jumlah seluruh maskin di Kabupaten A = 150.000 orang Persentase cakupan pelayanan kesehatan dasar = 12.000 x 100 % = 8 %. 150.000 d. Sumber Data Laporan Puskesmas . Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota e. Rujukan 1) Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat, 2008 2) Pedoman Unit Cost Pemberi Pelayanan Kesehatan, 2007 3) Pendataan Sosial Ekonomi 2005, Badan Pusat Statistik, 2006 Cakupan pelayanan kesehatan dasar = maskin Jumlah kunjungan pasien maskin di Sarkes strata 1 x 100 % Jumlah seluruh maskin di kab/kota
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBagaiamana cara menetukan jumlah tenaga perawat inap, laboratorium, gizi, loundry, bidan bersalin, bidan nifas, kamar operasi, ugd dengan metode ppni?
BalasHapus