1. Jelaskan
pengertian kehamilan remaja?
2. sebutkan
penyebabnya?
3. masalah
yang dapat terjadi (actual dan potensial)?
4. Buatlah
program promosi (pencegahan)?
5. buatlah
asuhan keperawatan keluarga?
Jawab
1. Kehamilan
remaja adalah suatu keadaan dimana seseorang remaja yang mengalami kehamilan,
kehamilan yang terjadi pada saat seseorang masih dalam usia remaja. Kadang
kehamilan terjadi adalah kehamilan yang belum diinginkan atau bisa dikatakan
akibat sex bebas, tapi kadang juga karena menikah muda. Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara
14–19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Hamil di luar nikah yang
terjadi pada remaja di Indonesia yang pemerintahannya tidak peduli dengan
masyarakat belum bergerak secara signifikan dalam masalah ini, akan menimbulkan
hal-hal yang lebih besar di kemudian hari. Hal masa depan pun menjadi masalah
misalnya malu terhadap teman, lingkungan dan juga masa remaja yang sudah
musnah.
2. Jelas,
hanya ada satu penyebab kehamilan remaja dan itu adalah melalui hubungan
seksual. Itu tentu saja bisa disalahkan pada tidak menggunakan perlindungan dan
alasan lain tapi intinya adalah bahwa penyebab kehamilan remaja. Banyak factor
yang menyebabkan seseorang remaja hamil diluar nikah. Namun, beberapa factor
berikut ini bisa dijadikan acuan sebagai penyebab terjadinya kehamilan remaja,
yakni:
Ø Hubungan
seksual pada masa subur. Faktor pertama dan utama yang menyebabkan seorang
remaja hamil adalah hubungan seksual pada masa subur. Kehamilan tidak ada
kaitannya dengan frekuensi hubungan atau factor orgasme. Secara garis besar
dapat dikatakan bahwa setiap remaja perempuan yang sehat sangat berpotensi
hamil jika ia melakukan hubungan seksual pada masa subur.
Ø Renggangnya
hubungan orang tua dengan remaja. Renggangnya hubungan emosional antara anak
remaja denga kedua orang tuanya sangat berpotensi menyebabkan anak remaja
mereka hamil diluar nikah. Adanya jarak emosional dengan orang tua menyebabkan
banyak remaja tidak berani mendiskusikan masalah seksual mereka dengan orang
tuanya. Sebaliknya, mereka justru sering kali diam-diam mencari informasinya di
luar rumah yang kebenarannya belum tentu dapat dipertanggung jawabkan.
Berbahaya sekali jika mereka bertemu dengan orang-orang yang sedang mencari
“kesempatan dalam kesempitan”, dapat dipastikan mereka akan menjadi korban
petualangan mereka.
Ø Rendahnya
interaksi ditengah-tengah keluarga. Rendahnya interaksi antara orang tua dengan
anak remajanya dapat pula menyebabkan remaja hamil diluar nikah. Dapat
dibayangkan jika orang tua jarang bertemu dan berbicara dari hati ke hati
dengan putrid remajanya, pasti banyak masalah yang berkaitan dengan sex dan
seksualitas mereka yang tidak pernah terungkap atau diungkapkan sehingga menjadi
“bom waktu” yang sewaktu-waktu bisa meledak dan menghancurkan apa saja
disekelilingnya.
Ø Keluarga
yang tertutup terhadap informasi seks dan seksualitas. Keluarga yang tertutup
diri terhadap segala sesuatu yang berkaitan seks dan seksualitas sebenarnya
rawan terhadap berbagai tindak penyelewengan dan penyalahgunaan seksual. Banyak
kasus pelecehan seksual atau perkosaan justru terjadi di tengah-tengah keluarga
yang tertutup atau menutup diri terhadap informasi seks dan seksualitas.
Ketertutupan menyebabkan pelecehan
berjalan dengan mulus dan aman karena korban pelecehan atau dengan mulus dan
aman karena korban pelecehan atau pemerkosaan biasanya menyimpan rapt kasus
tersebut sehingga pelaku meras aman untuk melangsungkan dan mengulangi
perbuatannya. Itulah sebabnya, di dalam keluarga yang tertutup terhadap sek dan
seksualitas sering kali justru dikejutkan oleh adanya putrid remaja mereka yang
hamil diluar nikah.
Ø Menaburkan
seks dan seksualitas. Banyak keluarga yang menaburkan seks dan seksualitas
seakan-akan masalah tersebut sacral sehingga tabu untuk dibicarakan di
tengah-tengah keluarga. Banyak pula orang tua yang masih percaya terhadap
pendapat yang mengatakan bahwa membicarakan masalah seksual di tengah-tengah
keluarga bisa mendatangkan kutuk, tulah, ataua bentuk-bentuk hukuman irasional
lainnya. Padahal, masalah seksual tidak diselesaikan dengan penjelasan
irasional, melainkan tindakan rasional.
Ø Kesibukan
orang tua. Kesibukan adalah alas an paling klasik dan paling sering diajukan
para orang tua untuk membela diri jika tiba-tiba putrid remaja mereka hamil.
Kesibukan orang tua memang sangat berpotensi sebagai pemicu kehamilan remaja.
Hal ini disebabkan hilangnya kesempatan antara orang tua – anak remaja untuk
saling bertukar pikiran sekaligus membahas persoalan seks dan seksualitas
mereka.
Ø Faktor
Agama dan Iman. Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan
bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di
luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah
tangga dan untuk bertanggung jawab.
Ø Faktor
Lingkungan
1) Orang
Tua. Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat
memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini orang tua
bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak
dalam masalah seksual.
2) Teman,
Tetangga dan Media.
Pergaulan yang salah serta penyampaian
dan penyalahgunaan dari media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja
berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang
lazim
Ø Pengetahuan
yang minim. Pengetahuan remaja yang minim ditambah rasa ingin tahu yang
berlebihan
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
Ø Perubahan
zaman. Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi
sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem
yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan
film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan
hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
Ø Perubahan
Kadar Hormon pada remaja. Meningkatkan libido atau dorongan seksual yang
membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.
Ø Semakin
cepatnya usia pubertas. Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh
kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan
saat ini menyebabkan “masa-masa tunda hubungan seksual” menjadi semakin
panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual
yang dipilih beresiko tinggi.
Ø Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja. Dimana kalau dulu
melakukan hubungan seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah
dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks
bebas adalah jika melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.
3. Masalah
yang akan terjadi:
a. Keguguran. Keguguran pada usia
muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas,
stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan
lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan. Prematuritas terjadi karena kurang
matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses
kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil
kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan
dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan
asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu
kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan
(genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum
obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya
sendiri. Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih
kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat
pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran
prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi. Keadaan
gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi
infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan / kekurangan zat
besi. Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat
hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh
fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah
janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan
menjadi anemis..
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat
menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup
tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
Menurut Bolton (1980) ada berbagai dampak yang dialami akibat kehamilan
diantaranya adalah :
a.
Terhambatnya
tugas perkembangan
Banyak
tugas perkembangan yang tidak dapat diselesaikan oleh remaja akibat kehamilan.
Bahkan ada tugas-tugas yang akan dilewati begitu saja akibat tuntutan untuk
menjalankan peran barunya sebagai orang dewasa, padahal dalam perkembanganya
yang normal remaja harus menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu, bisa memasuki
tahap perkembangan selanjutnya.
b.
Disfungsi
keluarga
Sebagai
anggota keluarga, remaja yang hamil seringkali dianggap sebagai pembawa krisis
atau permasalahan dalam keluarga. Permasalahan ini tidak bisa dielakan dan
menuntut adanya penyesuaian dari seluruh anggota keluarga, dan sangat potensial
untuk menimbulkan konflik dan stress.
c.
Resiko
kesehatan
Dalam menjalani masa kehamilan, remaja mempunyai beberapa tugas berkaitan
dengan perawatan dirinya. Hal ini seringkali melelahkan dan menjadi beban
sehingga remaja tidak mengindahkan beberapa hal yang penting berkaitan dengan
perawatan kehamilanya. Hal ini cukup beresiko bagi
kelangsungan hidup remaja tersebut dan bayi dikandungnya.
d.
Konflik
emosional
Konflik
yang dialami akan meningkatkan pada saat terjadinya interaksi antara tuntutan
dari lingkungan sosial remaja dengan kewajibanya untuk mengasuh anak. Sebagai
remaja kebutuhan bersosialisasi masih tinggi, karena itu pekerjaan merawat anak
seringkali dirasakan membebani dan mengganggu dunia remajanya.
e.
Defisiensi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
Santrock (1996) menyatakan bahwa remaja yang kehamilan umumnya terhambat
dalam hal pendidikan. Walaupun mereka akhirnya meneruskan pendidikan tetapi
mereka tetap tidak bisa menyamai remaja pada umumnya.
4.
Promosi
Strategi
Untuk Mengurangi Kehamilan Remaja
Adapun
beberapa strategi yang dapat mengurangi kehamilan remaja antara lain :
a.
Mengurangi
Kemiskinan
Angka kehamilan remaja paling tinggi terdapat di daerah-daerah yang
keadaan sosial ekonominya kurang. Strategi yang menurunkan kemiskinan dan
memperbaiki prospek sosial ekonomi keluarga muda ini besar kemungkinannya akan
menurunkan angka kehamilan remaja
b.
Memperbaiki
penyediaan kontrasepsi
Layanan yang menawarkan kontrasepsi sebaiknya disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan kaum muda, disertai ekspansi lokal fasilitas-fasilitas yang ditujukan
bagi mereka. Kontrasepsi darurat harus lebih mudah diperoleh, dan para remaja
harus diberi tahu mengenai pengggunaannya. Harus disediakan suatu layanan
terpadu yang menawarkan layanan kesehatan umum dan seksual bagi kaum muda, dan
layanan tersebut harus diberitahukan secara luas.
c.
Mengincar
kelompok beresiko tinggi
Kelompok-kelompok tertentu kaum muda lebih besar kemungkinannya hamil
pada usia remaja, sehingga mereka dapat dipilih untuk menjadi sasaran. Kelompok
ini mungkin mencakup remaja yang diasuh oleh negara, remaja yang tidak memiliki
rumah, remaja yang tinggal dilingkungan yang sosial ekonominya lemah, dan
remaja yang mereka sendiri adalah anak dari orangtua remaja
d.
Meningkatkan
pendidikan
Pendidikan seks di sekolah berperan penting dalam menurunkan kehamilan
remaja. Program pendidikan seks lebih besar kemungkinannya berhasil apabila
terdapat pendekatan terpadu antara sekolah dan layanann kesehatan.
e.
Pembinaan
bagi remaja
Bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan
dengan prilaku hidup sehat bagi remaja, disamping menangani masalah yang ada.
Pembekalan pengatahuan yang diperlukan remaja meliputi :
1)
Perkembangan
fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual remaja
Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik,
kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta
mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya. Informasi tentang alat
reproduksi remaja laki-laki dan perempuan, serta tentang kontrasepsi perlu
diperoleh setiap remaja.
2)
Proses reproduksi
yang bertanggung jawab
Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu
mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan yang
positif, seperti olahraga, dan mengembangkan hobi yang membangun.
3)
Pergaulan
yang sehat
Remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk mempertahankan diri
secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti
ajakan untuk melakukan hubungan seksual dan penggunaan NAPZA.
4)
Persiapan
Pra nikah
Diperlukan agar calon pengantin lebih siap secara mental dan emosional
dalam memasuki kehidupan keluarga.
5)
Kehamilan
dan persalinan
Diberikan pembekalan mengenai hal-hal yang menyangkut kehamilan termasuk
asupan gizi Ibu dan dampak-dampak dari kehamilan serta pembekalan dalan
menghadapi persalinan yang akan terjadi.
.
Memperkenalkan pada keluarga tentang
fase perkembangan remaja dan tugas perkembangan anak remaja.
2.
Memperkenalkan pada keluarga tentang
tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja.
3.
Menjelaskan tentang fungsi seksual,
perubahan fisik yang dapat mempengaruhi psikologis dan sosial remaja.
4.
Memotivasi keluarga untuk
memperkenalkan kesehatan reproduksi remaja sesuai dengan norma dan budaya dan
tingkat pengetahuan yang dimiliki keluarga.
5.
Memperkenalkan sejak usia sekolah
tentang kehamilan sebagai perubahan dalam kehidupan agar dapat bertanggung
jawab.
6.
Membiasakan komunikasi terbuka.
7.
Memberi kesempatan pada remaja
mendapat pengalaman sosial, emosional dan situasi etis untuk meningkatkan
proses belajar dan otonomi dan tanggung jawab.
8.
Memperkenalkan tempat layanan
kesehatan yang dibutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar